Saya beruntung, entah mengapa pagi ini, setelah buka Hp, masuk ke WAG ICMI Orda Bogor Tengah, Cibinong, ada bait-bait lirik lagu “Hyme ICMI” yang dishare oleh seseorang bernama Heru. Syukron mas Heru, anda telah memancing emosi dan memori saya untuk menulis tentang sejarah dan latar belakang lahirnya Hymne Ormas Islam berbasis kaum cerdik-pandai (intelektual, cendekiawan) muslim terbesar di negeri ini untuk saat ini.
Alhamdulillah, Hymne ICMI selalu bergema, dinyanyikan oleh Paduan Suara ICMI di setiap acara pembukaan- seremonial atau di berbagai event besar ICMI spt Muktamar, Silaknas, Rakornas, Muswil, Musda, Musorsat, Muzakarah spt Seminar, acara Milad ICMI dan lain-lain, sejak thn 1992 hingga kini diperdengarkan Hymne ICMI, apalagi sekarang lebih mudah diakses akibat kemajuan ITC-internet, era digital, syair dan lirik Hymne ICMI sudah ada di Youtube dan atau di “mbah”Geogle.
Hyme ICMI adalah buah karya aktivis ICMI Orwilsus Bogor thn 1992, penggubah syair dan lirik lagunya adalah Rudy Achmad Fachruddin Fattah, yang nama akrabnya sering disingkat Rudy Fattah. Kang Rudy yang telah berjasa menciptakan lagu Hymne ICMI, alhamdulilah telah diberikan sertikat penghargaan dari Ketum MPP ICMI dan dana beasiswa untuk melanjut studi pada program Pascasarjana, jika saya tidak keliru pada tahun 1998, di acara Halal Bil Halal ICMI nasional, yang mengambil tempat di halaman belakang Istana Presiden RI, Kebun Raya Bogor.
Yang menulis lirik lagunya originalnya adalah kang Rudy Fattah, dan kemudian didiskusikan kelompok kecil Panitia Silaknas ICMI kedua thn 1992 (Silsknas ICMI pertama di Hotel Indonesia Jakarta thn 1991, saya pun hadir sebagai peserta), diantara anggota timnya abang Drh.A Gani Amri Siregar MS (Sektetaris ICMI Orwilsus Bogor), akang H.Abidin Said (Bendahara), abang Hasanul Atta (Koodinator acara Silaknas), uda Drs H.Sutan Ramelius (Koordinator Seni Budaya) dan saya AA (Wasek MPW ICMI Orwilsus Bogor) waktu itu, kami mendiskusikan dan urun-rembug yang dipimpin oleh Prof.H.Sjafri Mangkuprawira, dengan penuh semangat.
Kemudian, setelah lirik lagu rampung, yang akan dijadikan Hymne ICMI, dilaporkan dan dibawa ke Ketum MPP ICMI bpk Prof.BJ Habibie, di rumahnya di komplek Patrajasa Kuningan Jakpus untuk mendapat restu. Ternyata bpk BJ Habibie, sungguh begitu antusias, merasa senang, kemudian membaca dan menyimak konten Hymne tersebut secara seksama, sambil memberikan koreksi beberapa kata dalam lirik lagu, dan memberikan catatan penting.
Selanjutnya, dan akhirnya saran, koreksi dan catatan dari bpk BJ Habibie, semua diakomodasi oleh rapat “Pokja “panitia Silaknas ICMI Kedua thn 1992. Simpulannya bahwa sebagian karya lirik Hymne ICMI tersebut, editor dan salah seorang kontributornya adalah bpk Prof.BJ Habibie, Ketum MPP ICMI pertama dan Presiden RI ketiga, yang sukses menyelamatkan NKRI di era transisi demokrasi dari Orba bergeser ke orde reformasi thn 1998-2021.
Hyme ICMI tersebut diperdengarkan untuk pertama kali di forum Silaturrahmi Kerja Nasional (Silaknas) ICMI di Bogor, tempatnya pembukaan di Grha Widya IPB, Kampus IPB Darmaga, sedangkan kegiatan persidangannya diselenggarakan di salah satu hotel di kawasan Puncak Bogor yaitu Hotel Jaya Raya Megamendung milik Pemda DKI Jakarta.
Pencipta lagu resmi ormas ICMI ini adalah Rudy AF Fattah, berprofesi guru kesenian SMA Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Bogor, dan beliau juga salah seorang pengurus ICMI Orwilsus Bogor periode 1991-1996.
Saya tahu, diantara aktivis ICMI Orwilsus Bogor yg menginisiasi dan penggagas lahirnya Hymne ICMI tsb adalah alm Prof.Sjafri Mangkuprawira, dosen IPB yang juga Ketua LPPM IPB dan Ketua MD Kahmi Bogor. Alm pak Sjafri adalah pendiri ICMI di Universitas Brawijaya Kota Malang 7 Desember 1990 bersama saya AA, dan 23 Maret 1991 baru terpilih di Muswilsus ICMI Bogor di Balai Kota Bogor, menjadi Ketua ICMI Orwilsus Bogor pertama periode tahun 1991-1996, beberapa bulan kemudian, beliau beserta jajaran pengurus MPW Bogor dilantik oleh Ketua Umum MPP ICMI, bpk Prof.BJ Habibie, yang telah memberikan status wilayah khusus untuk Bogor.
Argumentasi kekhususan itu, yang sempat saya catat dan ingat dalam memori saya, antara lain adalah sbb:
(1) Besar dan padatnya SDM yang terdidik dan terpelajar yang bergelar akademik tertinggi spt profesor dan doktor bermukim di wilayah Bogor (Bogor, Depok, Sukabumi dan Cianjur) karena daerah ini terutama Kota Bogor, begitu banyak Balai Riset, khususnya pertanian warisan kolonial Belanda dan ada IPB sebagai Exellence University dI Bogor, belakangan memang terbukti ICMI Orwilsus Bogor memiki kinerja yang cukup baik, dan bisa berkontribusi ke ICMI level nasional dgn karya-karya inovasinya antara lain lahirnya Hymne ICMI,
(2) Daerah Bogor sebagai daerah penyangga (buffer zone) DKI Jakarta yg kaya potensi dan kompleksitas permasalahan Ipoleksosbudhankam yang mewarnai kehidupan umat, rakyat, bangsa dan begara yang harus dikembangkan potensinya, dan dipecahkan permasalahannya oleh kaum intelektual, dan
(3) AD dan ART menegaskan bahwa daerah dan atau kewilayahan khusus bisa dibentuk dan berdirinya ICMI, jadi Orwil saja di daerah Provinsi, bisa jadi bebarapa Provinsi tergabung dalam satu Orwil atau sebaliknya seperti status khusus Bogor yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Almarhum Bpk.Prof.BJ Habibie selaku Ketum MPP ICMI, sempat berkata dalam sambutan pengukuhan Kepengurusan MPW ICMI Khusus Bogor, pada tgl 23 Maret 1991, 3 bulan setelah ICMI di Malang, beliau berkata dengan bersemangat, antara lain..yg sempat saya kutip dan mssih ingat dalam.memory saya..bahwa Bogor ini layak menjadi Wilayah Khusus ICMI karena faktor SDMnya, …. “Bogor ini, jika sebuah batu dijatuhkan dari atas langit Bogor, maka peluang terbesar batu itu akan menimpa kepala Doktor dan Profesor”.
Demikian statement bersejarah pak Habibie tersebut, yang kemudian diberikan standup-applaus, tepuk tangan yang meriah oleh segenap hadirin yang hadir di ruang siding gedung DPRD Kota Bogor, jln Kapten Muslihat Kota Bogor, tempat acara pelantikan pengurus ICMI Bogor yang hikmat, dimana khiroh keummatan sedang tinggi-tingginya di masa itu.
Jadi, kesimpulannya adalah bahwa Orwil Khusus ICMI Bogor ini adalah salah satu karya monumental, warisan dan wasiat bpk Prof BJ Habibie yang harus kita jaga, lestarikan dan rawat keberadaannya, dengan daerah kerja dahulu sesuai SK MPP ICMI bidang Orlem yang ditandatangi oleh bpk.Dr.Muslimin Nasution, meliputi adalah Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota dan Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur). Selanjutnya berdasarkan dinamika internal ICMI, daerah-daerah Cianjur dan Sukabumi dicaplok Orwil ICMI Jawa Barat, sedangkan Depok oleh Orwil ICMI DKI Jakarta.
Saya tahu betul pergulatan pemikiran di forum Muktamar ICMI pertama di Malang Desember 1990, di forum sidang komisi organisasi, yang digagas oleh abang Dr. Imaduddin A Rahim,5 dosen ITB,
Tokoh mujahid Dakwah Masjid Salman ITB, penulis buku populer “Tauhid’, bahwa ICMI itu lahir tidak bersandar pada pola pikir (mindset) konvensional administratif birokrasi pemerintahan, format organisasinya unik, dan bukan pendekatan topdown, komando-militeristik. ICMI adalah organisasi yang mewadahi para pemikir (ilmuwan dan pakar) cerdas, bebas (indefenden) yang peduli kepada nasib umat
islam, rakyat dan perjalanan masyarakat bangsa dan NKRI yang madani.
ICMI itu lahirnya diberikan dengan atribut-atribut yang khas, nonkonvensional, ada terobosan dan inovasi yang.cukup beragam baik usaha pemberdayaan ekonomi, pendidikan, infokom, regulasi-public policy dll.
Pemikiran inilah yang melahirkan terbentuknya Orwil, Orda dan Orsat-orsat di beberapa negara di luar negeri yaitu di benua Erofah, Amerika, Asia, Timur Tengah, Australia hingga sekarang masih eksis. Terakhir mas Ketum MPP ICMI Prof.Arif Satria mengukuhkan MPW Orwil Jepang, dll.
Walaupun tarikan mindset birokrasi, topdown dan sistem komando bergaya ketergantungan “arahan Ketum” sepertinya gejala yang tak terelakan belakang ini. Misalnya dalam bekerja organisasi ICMI menempatkan.posisi Ketumnya ICMI yang berkuasa dan berwenang penuh (full power and authority) seperti gaya kepimpinan Parpol di Indonesia saat ini. Padahal di era atau periode pertama 1990-1995, MPP ICMI dibawa kepemimpinan Bpk.BJ Habibie formatnya struktur organisasi berbentuk matriks, bukan struktur dan hirarki komando.
Struktur matrik nampaknya saat sesuai dengan watak cendekiawan muslim, sehingga dampaknya sangat positif, begitu banyak menciptakan karya inovasi di era kepemimpinan Bapak Prof BJ Habibie, sehingga kinerja organisasi ICMI sangat produktif, dengan banyak karya inovasi yang lahir cukup.bervariasi seperti BMI, BPRS, BMT, Koran Republika, Majalah Cendekia, Asuransi Takaful, Beasiswa Orbit, Buku Ajar SMA Mafakib, Ponpes dan Madrasyah Alia Insan Cendekia, Lembaga Bantuan Hukum, berbagai “White paper” draft Naskah Akademik RUU, didirikan Badan Otonom ICMI untuk penopang kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti lembaga kajian dan konsultan Cides, Pinbuk, Orbit, MPKD, Masika, Alisa Khadijah, Abdi Bangsa, Yayasan Bumi-Lingkungan Hidup, ISMI, IFTIHAR, dan lain-lain.
Maaf saya sedikit mengkritisi performance dan fostur serta gaya kerja berorganisasi di semua level ICMI saat ini agak lamban mengambil keputusan dan relatif kurang produktif. Maksud saya, agar kita jangan lupa dengan sejarah, apa dan mengapa ICMI itu lahir, dan mengenai kejayaan masa lalu untuk ditarik pelajaran (lesson learn) di masa kini dan ke depan.
Kembali cerita lahirnya Hymne ICMI di Bogor. Saya menyaksikan sebagai anggota OC Silaknas ICMI ke 2 di Bogor, begitu gigihnya seorang senior panutan.saya Prof.H Sjafri Mangkuprawira untuk memberikan hasil dan keberhasilan yang terbaik dan bekerja profesional untuk ICMI secara nasional, dan berambisi menjadi tuan rumah Silaknas yang baik.
Nampaknya sosok dan vigur seorang Sjafri ini, jika beliau mendapat tugas dan mandat, beliau bertekad, berupaya menghasilkan yang sempurna (perfectionist). Saya kenal betul wataknya, bagaimana semangat bekerja dengan pola.manajerial dan kepemimpinan yang terbaik. Beliau alm Sjafri adalah guru dan mentor saya dalam aspek leadership.dan manajerial, yang tak pernah saya lupakan. Al Fatihah, buat almarhum, insyaAllah arwahnya berbahagia di alam sana Aamiin3 YRA.
Orang-orang yang mengitari dan mendampingi Ketua ICMI Orwilsus Bogor, Prof.Sjafri waktu itu, diantaranya alm abangku Drs.Hasanul.Atta, wong Kito Galo dari Sumsel, beliau adalah Kepsek SMA BBS, sekolah binaan warga ICMI Orwilsus Bogor yang dirintis oleh senior ICMI alm Prof Hidayat Syarif, Prof.Sjafri dkk. Sekarang Kepemimpinan Yayasan BBS, BH penyelenggara SMA BBS dilanjutkan Kakanda Prof.Asep Saefuddin, Rektor UIA Jkt, mantan Ketum HMI Cabang Bogor 1979-1980, dan juga anggota Dewan Pakar ICMI di Orwil Bogor dan Komisi Pendidikan Tinggi di MPP ICMI Nasional.
Abang.Drs.Hasanul.Atta, seorang guru, sosok pendidik yang berdedikasi tinggi dalam memajukan peningkatan SDM dikdasmen di daerah Bogor, dan kebetulan waktu ini beliau diberi tugas sebagai Koordinator Acara merangkap pengatur acara (MC) pembukaan, penutupan dan pengaturan persidangan Silaknas ICMI kedua. Abang Hasanul inilah orangnya yang memfasilitasi dan mengakselerasi terciptanya Hyme ICMI.
Beliau Kepsek, melibatkan siswa-siswi SMA BBS, menugaskan kelompok paduan suaranya untuk berlatih dan kemudian tampil pertama kali bernyanyi Hymne ICMI di acara pembukaan Silaknas ICMI kedua, bertempat di kampus IPB Darmaga Bogor. Kang Rudy Fatah sebagai guru kesenian SMA BBS dengan organ tunggalnya melatih dengan tekun anak-anak Siswa-siswi SMA BBS tersebut, kampusnya di daerah Batu Wulung Kel.Blumbang Jaya, Kota Bogor Barat.
Alhamdulillah sukses penampilan perdana di acara pembukaan Silaknas ICMI ke 2 thn 1992, dan cukup mengejutkan (surprise, amazing) peserta Silaknas ICMI ke 2, dan khususnya para petinggi ICMI pusat, wilayah dan.daerah yang hadir pada saat itu, suasana penuh riang gembira dan haru. Saya lihat dan mencuri pandang wajah seniot saya pak Sjafri waktu itu, matanya “berkaca-kaca” merasa terharu, hati senang, berbahagia dan bersyukur bahwa ICMI Bogor alhamdulillah telah bisa berkontribusi untuk membesarkan ICMI secara nasional, dengan Hymne ICMI marwah dan identitas ICMI terbangun dengan baik, hingga zaman Now kader-kadernya banyak berkiprah pada tingkat nasional, terakhir Prof.Arif Satria, Ketua ICMI Orwilsus Bogor diberi amanah menjadi Ketua Umum MPP.ICMI periode 2021-2026, salah satu hasil Muktamar ICMI ke 7 di Bandung tgl 6-8 Desember 2021.
Mari Kita doakan, memohon kepada Allah SWT agar kedua aktivis ICMI Bogor yang telah tiada, wafat yakni almarhum bapak Sjafri dan abang Hasanul, semoga Allah SWT ditempatkan di syurga-Nya Allah SWT, Aamiin-3 YRA. Al Fatihah.
Semoga narasi singkat ini bermanfaat bagi yang membacanya. Katakan “jasmerah” kata Bung Karno, jangan lupakan sejarah, jika bangsa ini ingin menjadi besar (digdaya, istilah mas Prof.ASA, Rektor IPB University, yang kini sedang gigih berjuang menjadikan IPB Digdaya dengan kepemimpinan transformatifnya), insya Allah ICMI berjaya dibawa kepemimpinan adindaku ASA, …seperti salah satu lirik Hymne ICMI..”jayalah ICMI kita”.
Syukron barakallah
Wassalam
====✅✅✅
HYMNE ICMI
Oleh: Rudy Achmad Fachruddin Fatta
Laksana mentari
pancarkan terang
Laksana melati suci
dharma baktimu bagi negeri
Berjuang berkarya
wujudkan cita mulya
Masyarakat adil sejahtera
nan damai bagi sesama
Geloraakan smangat cendekiamu
tingkatkan imtaq dan imtekmu
Junjunglah tinggi amanah bangsamu
Rahmatan lil’aalamin tekadmu
Allah ya Rabbi berkatilah
Lindungi ICMI tercinta
Jayalah ICMI kita
Lindungi ICMI tercinta
Jayalah ICMI kita
**
Penulis: Dr Ir.H Apendi Arsyad, M.Si
(Salah seorang Pendiri ICMI di Malang thn 1990, Wasek Wankar ICMI Pusat merangkap Ketua Wanhat ICMI Otwilsus Bogor, mantan Kortimses Prof ASA for ICMI One thn 2021, Konsultan, Pegiat dan Pengamat Sosial serta Kritikus Sosial)