24.2 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Dihadapan Pengurus dan Warga Nahdiyin Cianjur, Nuruzzaman Sebut NU Dilahirkan untuk Kepentingan Internasional

Cianjur | Jurnal Inspirasi
Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H. Nuruzzaman,  dihadapan para pengurus dan warga Nahdiyin Kabupaten Cianjur, Jum’at (01/12/2023) dengan tegas menyebut Nahdlatul Ulama atau NU, dilahirkan KH Hasyim Asy’ari, kakek dari  Presiden ke – IV, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya, Jawa Timur,  bukan hanya untuk kepentingan nasional saja, tapi jauh lebih luas untuk kepentingan internasional.

“Sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, dan dunia, dalam fakta sejarahnya Nahdlatul Ulama (NU) dilahirkan tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk dunia internasional,” kata  Nuruzzaman, dalam keterangan tertulisnya Sabtu (02/12/2023).

Menurut  Nuruzzaman, dengan potensi besar yang dimiliki tersebut, NU hingga kini mampu meningkatkan kontribusinya hingga tingkat global, khususnya untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi.

“Artinya banyak pihak yang menaruh harapan besar terhadap peran NU di tingkat global yang sekarang ini memerlukan gagasan dan pikiran-pikiran jernih untuk membenahi berbagai konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia,” ujar staf khusus menteri agama itu.

Nuruzzaman mengungkapkan, selain memiliki ulama dan cendekiawan kelas dunia, NU juga memiliki banyak jaringan profesional dan kelas menengah, baik dari kalangan pengusaha maupun dari profesi yang lain. Bahkan, kata Nuruzzaman NU juga memiliki jaringan internasional, dengan banyaknya Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di berbagai negara.

“Makanya,  NU mampu berkontribusi lebih besar untuk merawat dan membangun peradaban dunia. NU sekarang siap untuk memberi solusi lebih besar di tingkat global. NU siap menjadi organisasi milik umat, milik bangsa, hingga menjadi milik dunia,” tegasnya.

Namun demikian, Gus Nuruzzaman mengingatkan tantangan yang dihadapi NU saat ini bagaimana mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki tersebut dengan menkonversi potensi yang dimiliki itu menjadi kekuatan riil yang terintegrasi, terkoordinasi, dan terkonsolidasi dengan baik.

“Saya berharap segala kekuatan dan potensi besar NU dapat menjadi lokomotif gerakan perbaikan di semua aspek kehidupan. Artinya potensi NU jangan hanya menjadi kekuatan yang terkumpul, tetapi tidak memberikan dampak dinamika terhadap perbaikan-perbaikan, kita harus menjadi kekuatan lokomotif penggerak di berbagai sektor,” urainya.

Nuruzzaman, secara khusus meminta para pengurus NU baik di Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang NU, dan Pengurus Ranting agar berfungsi sebagai kader penggerak, laksana dinamo yang dapat memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dan bangsa. Menurutnya, hal ini agar seluruh jaringan NU dapat bergerak di semua tingkatan. “Arti dari Nahdlatul Ulama itu kan adalah kebangkitan ulama. Kalau tidak terjadi gerakan itu bukan NU lagi namanya, tapi Sukutul Ulama atau diamnya ulama,” imbuhnya.

Nuruzzam memaparkan konflik global sekarang ini belum dapat diselesaikan dengan cara politik dan militer. Nuruzzam  menyebut agar dalam kontribusinya, NU membawa pendekatan kemanusiaan berlandaskan persaudaraan (ukhuwah).

“Ukhuwah yang sudah kita miliki yaitu ukhuwah Wathaniyah, ukhuwah Islamiyah, dan ukhuwah Insaniyah, bisa menjadi rool model bagaimana membangun dunia yang damai, dunia yang baru, yang lebih damai, yang lebih sejahtera, dan lebih mengedepanpan persatuan,” tegas pria asal Kabupaten Cirebon itu.

Terakhir, Nuruzzaman berpesan, NU harus terus memegang teguh khittah Annahdliyyah sebagai organisasi perbaikan dalam setiap langkahnya saat ini dan ke depannya. “NU adalah gerakan ulama dalam memperbaiki umat, baik menyangkut masalah keagamaan maupun masalah kemasyarakatan. Kemasyarakatan tentu menyangkut persoalan ekonomi, budaya, politik, dan semua aspek kemasyarakatan,” tutupnya.

Sebagai informasi, kehadiran Nuruzzaman di Kabupaten Cianjur, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Ittihad, Jalan Raya Cianjur-Bandung, Rawabango, Desa Bojong, Kecamatan Karang Tengah, untuk menjadi  keynote speaker dalam acara Upgrading Tata Kelola Perkumpulan bagi Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) tingkat kecamatan dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) tingkat desa/kelurahan.

Upgrading ini diikuti oleh ratusan peserta dari  enam Majelis Wakil Cabang MWC NU yaitu Kecamatan Gekbrong, Warung Kondang, Cilaku, Cugenang, Pacet, dan Sukaresmi serta puluhan Ranting NU tingkat desa dari enam kecamatan tersebut. Hadir dalam acara upgrading itu,Wakil Ketua PWNU Jawa Barat, KH Dasuki, jajaran pengurus Tanfidziyah dan Syuriyah PCNU Cianjur, Kepala Kemenag Cianjur, lembaga, dan badan otonom NU serta tamu undangan lainnya.*

Mochamad Yusuf

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles