Home Edukasi Catatan Webinar ICMI Nyamuk Wolbachia yang “Menghebohkan” di Tanah Air

Catatan Webinar ICMI Nyamuk Wolbachia yang “Menghebohkan” di Tanah Air

Dr.Apendi Arsyad ketika berada di teras rumah alm bpk Prof BJ.Habibie, Patrajasa, Jakarta

Jurnalinspirasi.co.id – Bagus sekali isi materi Webinar Nasional pada Jumat 24 November 2023, berlangsung dari pkl 19.30, hingga larut malam sekitar pkl 22 00 wib). Saya selaku orang awam merasa tercerahkan tentang counter berita yang menghebohkan publik di media sosial.

Sungguh menarik presentasi dan informasi yang dipaparkan PPT-nya di layar laptop oleh penelitinya penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia.

Menurut saya hal ini merupakan salah satu terobosan inovasi yang progresif di dunia kesehatan di tanah air yakni karya putra bangsa sendiri, ibu Prof dr.Adi Utarino M.Sc, M.PH, Phd, dkk  (beliau dipanggil ibu Uut), dari UGM Jogyakarta, dan  barang tentu hasil karya riset ilmiah ini sangatlah membanggakan kita semua, terutama bagi peserta Webinar Nasional ICMI yang berkesempatan langsung mendengar dari penelitinya, seorang ibu Uut yang sangat cerdas, muslimah yang cantik dan bicaranya runtut menurut logika sains.

Saya menjadi heran, mengapa kok beritanya buruk, dan menghebohkan penyebaran nyamuk Wolbachia di masyarakat untuk penanggulangan penyakit demam berdarah (DBD). Padahal program kesehatan masyarakat tersebut merupakan hasil riset pencegahan demam berdarah (DBD) yang dikerjakan secara ilmiah,  menggunakan kaudah-kaidah keilmuan dan kepakaran, terkontrol, dan telah diakui dan bahkan telah direkomendasikan Lembaga Internasional dan nasional terkemuka yaitu WHO dan AIPI, serta bahkan dipantau juga proses risetnya oleh Badan Intelijen Negara (BIN).

Selanjutnya penyebaran nyamuk Wolbachia di lingkungan masyarakat untuk mencegah penularan penyakit DBD sangat layak untuk dilaksanakan. Kemudian oleh Pemerintah RI layak menjadi sebuah kebijakan public dan regulasi dalam pembangunam sektor kesehatan masyarakat di Tanah Air, Indonesia.

Ada berita bohong atau palsu (hoaks) yang menyerang program pelepasan nyamuk Wolbachia, program Kemenkes RI di masyarakat, yang viral di media sosial, itu sesungguhnya jika dibiarkan, jelas-jelas akan menghambat kemajuan Iptek kesehatan di Tanah Air.

Kemungkinan ada serangan informasi dari  mesin “para mafia” obat dan produk kesehatan yang berusaha membohongi publik, agar program tersebut gagal. Nampaknya mereka tidak siap bersaing dalam dunia bisnis barang-barang produk kesehatan di tengah masyarakat, seandainya penyebaran nyamuk. Wolbachia berhasil menekan angka korban DBD di masyarakat dan aman bagi manusia.  Mudahan dugaan pendapat atau hipotesa saya ini keliru, insya Allah.

Terima kasih ibu Uut atas jerih payah ibu beserta kawan-kawan peneliti UGM, dibantu banyak pihak (main stakeholders) dalam melakukan riset selama 12 tahun dengan tekun, sabar dan kerja keras penuh idealisme untuk memajukan bangsa dan negara (nation state). Dengan keberhasilan riset kesehatan ini, agar negara kita ini tidak terus-terusan menjadi pengekor (follower) selamanya, menunggu kerja riset bangsa lain, tetapi berubahlah kita menjadi inovator dan pelopor kesehatan di Indonesia bahkan pada tingkat dunia. Itu salah satu jawaban dari ibu Uut, menanggapi pertanyaan para peserta Webinar Nasional ICMI tersebut.

Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menghargai karya para ilmuwan kita, seperti hasil positif penyebaran nyamuk Wolbachia asli ini (bukan hasil rekayasa genetik/GMO sebagaimana yang dituduhkan), berikutnya dijadikan sebagai salah satu instrumen kebijakan dan regulasi pelaksanaan program kesehatan penanggulan penyakit demam berdarah di Indonesia, bahkan dunia.

Sebab hasil riset menunjukkan keberhasilan kisaran angka  77 – 86 persen, berdasarkan riset dilakukan di beberapa titik lokasi di daerah Bantul dan Sleman Jogyakarta, yang hasilnya cukup fantastis, alhamdulillah.

Dengan mendengar penjelasan apa, mengapa dan bagaimana proses riset nyamuk Wolbachia di Yogyakarta dilakukan selama 12 tahun, sejak tahun 2011-2023 sekarang, saya semakin paham bahwa munculnya berita-berita buruk (bad news) yang beredar dan viral di media sosial tentang tuduhan terhadap program penanggulangan wabah DBD di Indonesia, berbahaya bagi masyarakat, ternyata tidak benar, itu adalah berita palsu (hoaks). Jika hoaks tersebut dibiarkan, tidak dicegahkan melalui literasi dan edukasi kepada masyarakat, maka barangtentu, hal ini sangat menghambat pembangunan kesehatan di Tanah Air kita Indonesia.

Upaya sosialisasi (literasi dan edukasi) harus dilakukan di berbagai forum media, agar hasil riset penyebaran nyamuk Wolbachia di Indonesia yang telah diteliti, yang dikerjakan secara bertahap, transfaran, dan mengikuti standar prosedur kaidah ilmiah (code of conduct by scientific) secara ketat dan taat azas dan uji klinis dan uji lapangan, ada dukungan Pemerintah seperti Dinkes di Kab Sleman dan Bantul Jogyakarta, sehingga alhamdulillah telah sukses menguak misteri nyamuk Aedes aegypti, yang kita kenal pembawa virus penyakit DBD yang menular kepada manusia selama ini.

Kini bisa diatasi dengan penyebaran nyamuk Wolbachia di lingkungan perkampungan komunitas masyarakat. Hasil risetnya menunjukan aman bagi manusia, hewan dan bahkan lingkungan alam (ekosistem alami), telah dikontrol WHO dan AIPI dengan tim peniliti ahli independen.

Akhir kata, saya dan kami sebagai peserta webinar nasional ICMI “Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Indonesia” diselenggarakan pada Jumat 24 November 2024, mengucapkan terima kasih yang tulus ke berbagai pihak, dan selamat buat Pokjakes MPP ICMI atas keberhasilannya dalam menyuguhkan materi seminar yang menarik, mencerahkan publik, dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama ditujukan kepada ibu Prof.Riri Fitri Sari, bpk Prof. Fachmi Idris, M.Kes, mantan Direktur Utama BPJS,  moderator yang piawai bpk.dr.Taifan Ihsan dkk. Juga terima kasih yang tulus buat para nara sumber yang hebat dan ahli dibidangnya yaitu ibu Prof.dr.Adi Utarini M.Sc, M.PH, Ph.D dan  Ketum PB IDI bpk Dr dr.M Adib Khumaidi.SpOT tentang public policy based on scientific pada bidang kesehatan masyarakat, sesuatu keharusan.

Mereka telah mencerahkan para peserta webinar nasional  yang diikuti partisipan yang sangat banyak lk 300 orang, tersebar di seluruh Indonesia, begitu antusiasnya masyarakat soal isu kesehatan yang satu ini. Bahkan ada peserta yang berasal dari Orwil ICMI luar negeri. Menurut moderator webinar, bpk dr Taufan, sebenarnya masih banyak lagi yang ingin bergabung, ikut webinar ini, akan tetapi kapasitasnya dibatasi kuota yang tersedia.

Sekali lagi selamat buat MPP ICMI, bidang VI (kesehatan) yang dikoordinasi oleh Waketum MPP ICMI ibu Prof.Riri Fitri Sari, yang saya amati salah satu bidang yang sangat aktif dan gigih menjalankan program-programnya yang  mencerahkan dan menyadarkan publik serta bermanfaat bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Akhir kata, saya pun sangat mengapresiasi kegiatan ini, semoga Allah SWT merahmati, memberkahinya dan menjadi ladang amal sholeh, insya Allah.

Demikian cacatan singkat Webinar nasional ICMI yang sukses dan sesungguhnya menarik bagi kita semua dan bermanfaat. Syukron barakallah. Save rakyat dan bangsa Indonesia dari penyakit menular demam berdarah. Jayalah ICMI kita.
Wassalam

=====✅✅✅

Penulis: Dr.Ir.H Apendi Arsyad, M.Si
(Pendiri dan Wasek Wankar MPP ICMI merangkap Ketua Wanhat ICMI Orwilsus Bogor, Pendiri dan Dosen Assosiate Prof Universitas Djuanda Bogor, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat Sosial)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version