jurnalinspirasi.co.id – Sejak pertama kali dilaporkan pada 2022, kini kasus cacar monyet telah tercatat 21 kasus.
Kementerian Kesehatan kembali melaporkan temuan baru kasus cacar monyet. Satu kasus baru cacar monyet dilaporkan di Bandung, Jawa Barat.
“Kasus monkeypox sekarang sudah ada 21 kasus. Selain dari Jakarta dan Tangerang Selatan, ada temuan satu kasus di Bandung,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari CNN, Selasa (31/10/2023).
Atas temuan barunya itu, masyarakat diminta waspada dan bisa mengenali gejala unik cacar monyet.
Cacar monyet disebabkan virus Monkeypox. Temuan infeksi virus Monkeypox pada manusia terdeteksi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Gejala cacar monyet mirip dengan cacar air tetapi lebih ringan.
1. Demam lebih dari 38,5 derajat Celcius
2. Sakit kepala
3. Nyeri otot
4. Kelelahan
5. Kelemahan tubuh
6. Lesi cacar atau benjolan kecil berisi air atau nanah
Mengutip dari laman Litbang Kemenkes, dalam 1-3 hari atau lebih, demam bisa disusul kemunculan ruam. Ruam menyebar dari wajah lalu ke bagian tubuh lain.
Di samping itu, ada satu gejala unik yang membedakan cacar monyet dan cacar air biasa yakni pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
Penyakit bisa berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, kawasan endemis cacar monyet, penyakit ini terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi.
Apa yang bisa dilakukan?
Penularan cacar monyet bisa dicegah dengan beberapa tindakan berikut.
1. Hindari kontak dengan hewan yang jadi reservoir virus
2. Hindari kontak dengan bahan apa pun yang punya riwayat kontak dengan hewan yang sakit
3. Pisahkan pasien yang terinfeksi dengan orang sehat atau berisiko terinfeksi
4. Praktik Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan memisahkan alat makan, alat mandi dan perlengkapan lain
5. Memasak daging dengan benar dan matang
(yev/cnn)