Cariu | Jurnal Bogor
Memikirkan nasib makam para leluhur yang akan tergerus saat dilaksanakannya proyek Bendungan Cibeet, masyarakat Kampung Wali Niis (Leuwi Anjing) Desa Kutamekar, Cariu, Kabupaten Bogor beserta seluruh keturunannya mendatangi rumah kepala desa, Selasa (31/10/23).
Masyarakat meminta kepada Kades Kutamekar untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah pusat agar dapat memindahkan as bendungan yang mengganggu lahan pertanian, lingkungan masyarakat dan makam karomah (leluhur) Kampung Wali Niis yang ada di desa tersebut.
“Saya mewakili masyarakat Desa Kutamekar meminta kepada pemerintah pusat agar dapat memindahkan as bendungan yang masuk ke lahan makam karomah (leluhur) Leuwi Anjing, dikarenakam makam tersebut sudah menjadi makam leluhur bagi warga Desa Kutamekar,” kata Karman, salah satu perwakilan masyarakat Desa Kutamekar kepada Jurnal Bogor.
Ia bersama masyarakat Desa Kutamekar tidak menolak dengan adanya bendungan tersebut, hanya saja meminta kepada pemerintah agar dapat mengkaji ulang penempatan as bendungan yang mengenai lahan makam tersebut.
“Saat disosialisasikan oleh pihak BBWS dan PUPR Provinsi Jawa Barat di tahun 2018 hingga sekarang, kami melalui para tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, kepala desa bahkan perorangan sudah meminta agar tidak mengganggu lahan makam karomah (leluhur) Leuwi Anjing,” jelasnya.
Namun, Karman menyayangkan pemerintah seakan menutup mata tidak mau mengakomodir kepentingan rakyatnya. “Kami akan mempertahakan makam leluhur kami bagaimana pun caranya agar tidak masuk ke dalam penempatan as bendungan,” katanya.
Sementara, Kepala Desa Kutamekar Uteng mengatakan, dia sudah mengupayakan kepada BBWS dan PUPR Provinsi Jawa Barat saat sosialisasi di tahun 2018 lalu hingga sekarang.
“Langkah yang saya tempuh sudah sesuai prosedur, mulai dari pemerintahan tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. Sudah saya lakoni saat sosialisi dari pihak BBWS dan PUPR Jawa Barat pun ia sampaikan agar penempatan as bendungan tidak memakan lahan makam para leluhur,” bebernya.
Ia juga meminta agar makam-makam para leluhur tersebut tidak diganggu oleh proyek pembangunan Bendungan Cibeet. Bahkan seluruh keturunan dari luar Desa Kutamekar juga meminta kepadanya agar menyampaikan keberatannya kepada pemerintah.
“Saya mohon kepada pemerintah agar dapat mengalihkan as bendungan yang mengenai makam para leluhur kami di Desa Kutamekar, kami tidak menolak adanya Bendungan Cibeet,” pintanya.
“Saya mewakili masyarakat Desa Kutamekar berharap agar mencari lokasi yang pas tanpa menggangu makam leluhur kami, terutama tidak banyak merendam pemukiman,” tambahnya.
(nay nur’ain)