Gunung Putri | Jurnal Bogor
Seperti tanpa ada kajian ulang, progres pekerjaan proyek Pasar Gunung Putri yang berada di Perumahan Griya Bukit Jaya, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri masih mendapatkan keberatan dari warga Perumahan Griya Bukit Jaya. Kepala Desa Tlajung Udik Dede Yusuf Ibrahim membenarkan belum ada kata kesepakatan dan masih ada kekhawatiran dari warga terkait adanya pembangunan Pasar Gunung Putri di lokasi tersebut.
“ Sampai saat ini memang warga masih merasa keberatan, karena ada kekhawatiran mereka terkait dampak lingkungan jika dibangun pasar di lokasi tersebut. Namun kami sebagai bagian dari pemerintah berupaya untuk menjelaskan dan meminta kepada pemborong agar menjawab apa yang menjadi keberatan warga,” ujar Kades Dede sapaan akrabnya kepada Jurnal Bogor, Senin (30/10/23).
Dede menyebut, upaya untuk mediasi dengan warga pun sedang dilakukan, dan berharap ada titik terang dari apa yang menjadi kekhawatiran warga. Karena, terkait pengajuan pembangunan pasar tersebut diajukan bukan di masa kepemimpinannya.
“ Sebagai kepala desa saya berusaha ada di tengah masyarakat, dan mengikuti apa yang memang diinginkan oleh masyarakat. Namun saya berharap, dalam hal ini bisa saling mendukung sehingga tidak ada yang dirugikan,” jelasnya.
“ Apalagi kita sudah lihat ada alat berat di lokasi dan kabarnya saat ini sedang dilakukan pengukuran tanah untuk pembangunan pasar tersebut. Berharap yang terbaik ajalah,” tambah Yusuf.
Sementara, AZ salah satu warga Perumahan Griya yang merasa keberatan akan pembangunan Pasar Gunung Putri heran di lokasi sudah ada alat berat yang masuk, padahal warga sudah mengirimkan surat keterangan keberatan kepada Camat Gunung Putri. Namun seolah apa yang menjadi keberatan tidak diindahkan oleh pemerintah.
“ Kami sudah mengajukan surat keberatan kepada Camat, namun belum lama surat kami kirim. Eh taunya sudah ada alat berat yang parkir di lokasi pembangunan pasar,” tutur AZ.
AZ menyebut, keinginan warga tidaklah sulit sebetulnya, apa yang menjadi kekhawatiran yaitu sampah dan banjir. Dia berharap, pihak kontraktor mau mengabulkan apa yang menjadi kekhawatirannya dan jika memang itu tidak sesuai gambar bisa dibuatkan berita acara.
“ Saya berharap pihak pemerintah juga memikirkan apa yang menjadi kekhawatiran kami, karena meraka itu kan hanya membangun, sedangkan kami yang tinggal di sini akan mengalami ketidaknyamanan dan dampak ini seumur hidup kami,” tandasnya.
** Nay Nur’ain