Cibungbulang | Jurnal Bogor
Kasus stunting yang sempat dikabarkan melonjak di Kabupaten Bogor menembus level 18.000 kasus lebih, akhirnya dari hasil validasi ulang yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, kini hanya 6000 kasus lagi atau 1,5 persen. Demikian keterangan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina kepada Jurnal Bogor beberapa hari lalu di lokasi Boling Bupati Bogor di Leuwiliang.
Sebelumnya Pemerintah Kecamatan Cibungbulang, Ciampea, Dramaga dan beberapa kecamatan lainnya, termasuk Puskesmas dan para kepala desa di Kabupaten Bogor bagian barat, sempat sedikit dibuat pusing tujuh keliling manakala mengetahui kasus stunting di wilayahnya, sempat menembus angka diatas 450 kasus.
Namun setelah mengetahui hasil akhir dari validasi ulang yang dilakukan oleh jajaran Puskesmas, kader Posyandu serta kader PKK di setiap desanya, angka stunting dimasing masing wilayah kecamatan itu, turun drastis. Dengan data penurunan kasus tersebut, kini semua camat, kepala desa dan Puskesmas, di Bogor Barat bernafas lega.
“Kasus stunting anak-anak di Kabupaten Bogor, kini turun dan tinggal 1,5 persen saja,”, kata Mike Kaltarina disela sela deklarasi Open Defecation Free (ODF) ke-106 di Desa Karyasari, Leuwiliang beberapa pekan lalu.
Masalah ini kata Kadinkes, bukan pekerjaan rumah bagi pihak kesehatan saja, tapi juga tanggung jawab semua pihak.
“Penyadaran kepada masyarakat pada pola hidup bersih dan sehat itu sangat perlu, khususnya kepada warga masyarakat yang berada di pelosok pedesaan. Bukan hanya tanggung jawab dari kesehatan saja, tapi juga pemerintah kecamatan, desa, para RT dan RW, tokoh masyarakat dan semua para kader, ini sangat mendukung,” tegasnya.
Dengan turunnya kasus stunting di Kabupaten Bogor yang tinggal 1,5 persen lagi sambungnya, seluruh sektoral kepemerintahan wilayah maupun Kabupaten Bogor, harus terus berupaya agar angka 1,5 persen kasus tersebut kembali turun.
“Diharapkan sampai akhir tahun 2023, kasus stunting yang tinggal 6000 kasus ini lagi, semua dapat tertuntaskan hingga ke angka nol persen. Sehingga Kabupaten Bogor terbebas dari stunting,” tukasnya.
Kepala Desa Cimanggu 2 Edi Sukarya mengungkapkan, setelah dilakukan validasi ulang pada kasus stunting yang terjadi di desanya yang menurut data pertama mencapai 100 kasus, kemudian data lanjutan turun menjadi 55 kasus.
“Nah, sekarang alhamdulilah, kasus stunting di Cimanggu 2 cuma 22 kasus saja, itu pun saya yakini, sampai akhir tahun 2023, kasus stunting di Cimanggu 2 akan tuntas,” tandasnya.
** Bayup