Nanggung | Jurnal Bogor
Pemerintahan Desa Kalongliud, Nanggung, Kabupaten Bogor sukses menjalankan program ketahanan pangan desa di sektor pertanian dan peternakan yang bersumber anggaran dari dana desa tahun 2023.
Hal ini terbukti dengan kegiatan panen raya yang dilakukan oleh empat kelompok tani dihadapan warga sekitar, stakeholder pemerintah desa dan muspika Nanggung serta PT. Aneka Tambang (Antam) Pongkor.
Keberhasilan itu juga, dapat apresiasi dari semua kalangan yang hadir pada panen raya tersebut. Sebab, tak hanya muspika dan PT Antam, warga yang hadir juga merasakan hasil daripada panen raya tersebut.
Kepala Desa Kalongliud Jani Nurjaman mengatakan, ketahanan pangan itu adalah bagian dari pada tindak lanjut amanat Peraturan Presiden (Perpres) dan Peraturan Menteri Desa tentang prioritas penggunaan anggaran dana desa, salah satu nya adalah untuk program ketahanan pangan sebesar 20 persen.
“Ini adalah bagian daripada bentuk keberhasilan kami yang dilaksanakan oleh para kelompok tani sedesa Kalongliud, dan bagian bentuk apresiasi kami juga selaku stakeholder Pemdes dan Muspika Kecamatan untuk ikut serta dalam rangka melaksanakan panen raya,” katanya, Senin (18/09/2023).
Jani membeberkan, kegiatan tersebut dapat support dari perusahaan BUMN yaitu PT Antam Pongkor, selaku pendamping untuk terus melakukan edukasi, motivasi dan penyuluhan kepada para kelompok tani tersebut.
“Pada prinsipnya ini adalah anggaran 20 persen yang kami implementasikan kepada warga masyarakat. Kami alokasikan untuk program pertanian melalui holtikultura dan hewani yaitu budidaya domba dengan menyerap anggaran secara keseluruhan 2,90 juta,” katanya.
Jani menjelaskan, ada empat kelompok tani yang melaksanakan kegiatan tersebut dengan luas lahan sekitar 7 hektare lebih. Hebatnya, kata Jani di tengah cuaca kemarau melanda saat ini tidak menyulutkan semangat kelompok tani untuk terus bercocok tanam.
Bahkan, sebagian kelompok tani untuk mendapatkan hasil panen yang baik, mereka rela mengambil air dari jauh. Di akui Jani, ini bagian dari pada sumber kehidupan masyarakat, yang mana Kalongliud wilayahnya agraris dan mayoritas masyarakatnya juga petani.
Dengan pola saat ini, petani bagaimana caranya tetap terjaga walaupun musim kemarau, dengan cara menyiram tanaman di malam hari dan bahkan mengambil air dari jauh.
“Panen raya ini bagian dari pada bentuk motivasi kami, selaku pemerintah desa. Untuk mendukung para kelompok tani. Kami hadir untuk mensukseskan pertanian yang ada di desa khususnya yang ada di Desa Kalongliud, semoga ini dapat berkembang dan berkelanjutan,” katanya.
Sementara Kordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) wilayah III Leuwiliang Towapa, kagum dengan apa yang saat ini dilakukan oleh Poktan dan Pemdes Kalongliud. Karena untuk pelaksanaan program dana desa di Kecamatan Nanggung salah satunya Desa Kalongliud yang sudah memprakarsai.
“Ini bukti kongkrit penyaluran dana desa untuk ketahanan pangan bisa terealisasi, empat kelompok tani yang didanai kegiatan dana desa yang diperuntukkan untuk tanaman holtikultura khususnya cabe,” katanya.
Dia membeberkan di tengah cuaca kemarau panjang yang mengahantui para petani, pihaknya dan pemerintah daerah akan selalu hadir di tengah para petani melalui program program bantuan seperti pompa air.
“Program pertama kita harus penghematan penggunaan air terutama untuk tanaman holtikultura salah satunya cabai. Jika iklim ini berkelanjutan kita ada terobosan melalui bantuan pompa air,” bebernya.
Intinya kata dia, pihaknya mengarahkan pada pelaku utama dalam hal ini petani yang dari tahun ketahun, sudah mempunyai pompa air agar supaya dioptimalkan penggunanya dengan catatan air di permukaan bumi ini ada.
“Tapi kalau tidak ada dan jauh dari sumber. Kita berupaya bagaimana caranya para pelaku utama bikin sumur bor sehingga untuk memenuhi kebutuhan tanamannya bisa tercukupi,”
Ditempat yang sama salah satu ketua kelompok tani (Poktan) Husni mengaku bersyukur dengan adanya program ketahanan pangan tersebut. Awalnya para petani mengaku kebingungan karena tidak memiliki cukup dana.
“Sebelumnya kami mengalami hambatan, karena keterbatasan dana ditambah sulitnya air karena mengalami kekeringan. Padahal kami berkeinginan untuk berkebun, sehingga saat ini kami sangat bahagia sekali setelah adanya bantuan dari pemerintah ini,” pungkasnya.
** Andres