Ciawi | Jurnal Bogor
Entin Martini, warga Kampung Telukpinang RT 01 RW 04, Desa Teluk Pinang, Ciawi, Kabupaten Bogor kondisinya saat ini cukup memprihatinkan.
Bagaimana tidak, seorang perempuan kelahiran 1972 ini memiliki tiga orang anak, dua diantaranya masih kecil, namun dia harus pasrah dengan keadaan penyakit yang dideritanya.
Tak banyak yang bisa dia lakukan selain berbaring di tempat tidur. Entin saat ini membutuhkan para dermawan agar bisa berobat dan dapat sembuh.
Dikatakan Desy, teman dekatnya, kondisi Entin saat ini begitu miris, badannya mengecil sehingga butuh kesembuhannya.
“Badannya sangat kecil, tinggal tulang sama kulit. Bahkan di rumahnya pun hanya ada kasur tipis dan anak-anaknya yang masih kecil pun diurus adiknya,” jelasnya.
Dia mengatakan, meski memiliki BPJS yang harus digunakan tetapi dengan ketidak tahuan masyarakat sehingga BPJS tidak digunakan sama sekali.
“Ibu Entin memang sudah memiliki BPJS sejak tahun 2000, tapi BPJS itu tidak pernah digunakan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan sehingga ketika sakit meraka tidak berdaya,” katanya, Jumat (18/08/2023).
Dia menjelaskan, Entin menderita sakit tidak bisa jalan dan sudah tiga tahun lebih. Awalnya sakit asam urat yang pada akhirnya terkena stroke ringan sehingga tidak bisa jalan.
“Kondisinya saat ini sangat memperihatinkan dan membutuhkan uluran para dermawan untuk keberlangsungan kesehatannya,” katanya.
“Karena melihat Ibu Entin cukup memperihatinkan sehingga kita buka donasi bersama teman-teman,” tambahnya.
Kendati, mereka sudah mendapatkan bantuan dari program pemerintah tetapi belum bisa mencukupi untuk kesembuhan ibu tiga anak tersebut.
“Memang ibu ini mengaku sudah dapet bantuan dari pemerintah, cuman yang jadi pertimbangan saya ini bukan hanya makan tetapi bagaimana jaminan kesehatannya ini juga harus diperhatikan,” paparnya.
Sementara anaknya yang sudah besar bernama Ani berusia 23 tahun membenarkan, kondisi ibundanya sudah tiga tahun lebih menderita sakit dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
“Iya sudah tiga tahun lebih tidak bisa ngapa-ngapain,” katanya.
Dia mengaku sudah melaporkan hal tersebut kepada pihak pemerintah desa setempat melalui RT, tetapi belum ada tindakan apapun sampai saat ini.
“Kalau laporan melalui RT sudah pernah, cuman belum ada tindakan apa-apa sampai sekarang,” bebernya.
Sementara Kepala Desa Teluk Pinang Ahmad Rifai saat dikonfirmasi melalui telepon belum memberikan penjelasan perihal warganya yang membutuhkan pertolongan tersebut.
“Saya sedang di Jakarta, nanti dihubungi kembali,” singkatnya.
** Andres