Tanjungsari | Jurnal Bogor
Pembanguan lahan parkir wisata alam Penangkaran Rusa yang berada di Desa Buana Jaya, Tanjungsari, Kabupaten Bogor yang menelan anggaran dari APBD sebesar Rp4,5 miliar yang dikerjakan oleh CV.Zeemah Karya Utama menuai pertanyaan warga, mengingat kondisi wisata Penangkaran Rusa Cariu saat ini sangatlah sepi dari pengunjung.
Bukan hanya itu saja, adanya pembangunan yang lebih penting dan urgent serta bermanfaat untuk masyarakat banyak seolah tidak diutamakan. Selain itu, adannya hembusan isu terkait penggunaan material batu yang diambil dari kali turut menambah pertanyaan keberadaan proyek yang terkesan dipaksakan tersebut.
Namun salah satu pengawas lapangan pekerjaan parkiran Penangkaran Rusa Cariu, Dadang Goci membantah bahwa isu penggunaan material dari kali itu tidak benar. Karena pada kenyataannya, batu berasal dari tanah yang digali, hingga dimanfaatkan untuk dipakai menambah material. Namun demikian, tetap saja menggunakan material batu dari luar karena kondisi batu yang ada setelah tanah digali itu ukurannya sangat besar-besar.
“Batu yang ada diatas ini berasal dari bekas galian tanah, karena ukuran batu itu sangat besar-besar, jadi kami berdayakan masyarakat sekitar untuk melakukan pemecahan batu. Tapi kita tetap beli batu dari luar untuk kabutuhan pemasangan bronjong. Karena memecahkan batu ini kan perlu proses,” ungkap Dadang kepada Jurnal Bogor, Minggu (23/7/23).
Dadang menyebut, pemberdayaan masyarakat dilakukan karena adanya permintaan dari mereka untuk bekerja di proyek ini. Maka dia berinisiatif untuk memperkerjakan mereka sebagai pemecah batu. Terkait fungsi dari pembangunan lahan parkir di wisata Penangkaran Rusa Cariu sendiri, sejak dulu itu merupakan mimpi Sekda Kabupaten Bogor saat dirinya menjadi Plt Camat Tanjungsari yang menginginkan adanya wisata yang akan menjad selter di Bogor Timur.
“Memang rencana perapihan untuk kawasan wisata Penangkaran Rusa Cariu ini sudah lama direncanakan, mungkin baru saat ini terealisasi. Dan rencana kedepannya nanti, pintu masuk akan dipindahkan, memang pengunjung masih tergolong sepi. Mungkin Pemda ingin merapikan dulu fasilitasnya untuk menarik minat pengunjung,” bebernya.
“Terkait isu-isu yang ada kami sebetulnya enggan untuk menanggapi, mungkin mereka berkeinginan sesuatu tapi tidak terwujud sehingga membuat isu yang kurang baik. Sejauh ini, kami sedang mengejar progres untuk melakukan pemasangan paving blok. Dan untuk diketahui, jika dalam pembangunan lahan parkir ini ada hibah tanah warga untuk wisata Penangkaran Rusa Cariu ini,” tambahnya.
Sementara, Sekretaris Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Ferry Roveo Chechanova mengatakan untuk pembangunan area wisata Penangkaran Rusa Cariu memang menjadi bahan perbincangan dalam rapat dewan. Mengingat, ada revitalisasi waduk Cibeet yang lebih penting karena menyangkut kepantingan petani.
“Tapi karena ini sudah berjalan, tinggal kita pantau bersama, dan saya harap kedepannya untuk pengembangan infrastruktur wisata digunakan dari anggaran Samisade. Yang memang dialokasikan tujuan awalnya untuk mendongkrak ekonomi infrastruktur jalan menuju wisata,” cetus Pio sapaan akrabnya.
Pio menekankan ada hibah tanah dari warga sekitar untuk area wisata Penangkaran Rusa Cariu tersebut sebaiknya dinas terkait segera untuk mengurus surat hibahnya. “ Jangan sampai setelah dibangun oleh pemda, karena tidak ada suratnya diakui kembali,” pungkasnya.
** Nay Nur’ain