Gunung Putri | Jurnal Bogor
Warga Perumahan Bumi Mutiara, Desa Bojong Kulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor mengeluhkan lahan fasos fasumnya yang dipakai oleh sekolah swasta Labs School Kaizen. Pasalnya, bangunan gedung sekolah tersebut berdiri di lahan fasos fasum milik warga dengan luas kurang lebih 8000 m2.
Kepada Dusun 08, Desa Bojong Kulur, Yusron membenarkan lahan yang digunakan oleh Labs School Kaizen adalah lahan fasos fasum dari Perumahan Bumi Mutiara yang dahulunya adalah lapangan sepak bola dan lapangan voli yang digunakan warga untuk berolahraga.
“Saya kurang tahu persisnya, karena saat saya kesini, sekolah itu sudah berdiri. Namun, belum lama ini memang pihak sekolah meminta tanda tangan untuk perpanjang izin lingkungan keberadaan sekolah tersebut. Tapi, saya arahkan untuk ke RT dan RW terlebih dahulu, dan sampai saat ini belum ada tindaklanjutnya lagi,” ungkap Yusron kepada Jurnal Bogor, Kamis (13/7/23).
Yusron menyebut, pihak Labs School Kaizen sendiri selama berdiri tidak ada kontribusi kapada lingkungan sekitar, baik saat warga mengadakan kegiatan, ataupun diskon saat warga sekitar ingin bersekolah ditempat tersebut. Mengingat, sekolah yang dikelola yayasan tersebut biayanya sangat mahal, dan warga sekitar yang berpenghasilan pas-pasan tidak akan mungkin sanggup untuk menyekolahkan anaknya disitu.
“ Anak Yatim yang kami titipkan saja tidak ada perhatiannya, hanya dikurangi 50 ribu rupiah. Padahal jika diberikan biaya pendidikan gratis pun sekolah tersebut tidak akan rugi jika hanya 1 anak yang di gratiskan, apalagi ini anak yatim,” tandasnya.
Maka dari itu, sambung Yusron, dirinya meminta kepada dinas terkait untuk datang menyambangi sekolah swasta yang sudah menggunakan lahan fasos fasum milik warga Perumahan Bumi Mutiara tersebut. Dan kami nyatakan, kami tidak akan menandatangani perpanjangan izin penggunaan lahan untuk sekolah tersebut, karena yang kami inginkan ialah adanya sekolah negeri di Desa Bojong Kulur, baik itu sekolah SMAN ataupun SMPN.
“Desa Bojong Kulur ini sudah padat sekali peduduknya, dan disini tidak ada sekolah negeri. Kami menginginkan ada sekolah negeri di wilayah kami, agar anak-anak kami juga bisa merasakan bersekolah di sekolah negeri,” pintanya.
“Saya berharap, keluhan ini didengar pihak terkait, kalau pun Labs School Kaizen masih ingin beroperasi disana, tolong gantikan lahan fasos fasum kami,”tambahnya.
** Nay Nuráin