Cileungsi | Jurnal Bogor
Langkanya daging ayam potong membuat harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional mengalami kenaikan cukup signifikan. Kelangkaan pasokan yang terjadi sejak Idul Fitri ini membuat supplier ayam potong kesulitan untuk memenuhi kebutuhan para pedagang.
Tingginya permintaan dan berkurangnya pasokan membuat harga daging ayam mengalami kenaikan terus menerus. Harga daging ayam yang biasanya hanya 25 ribu perkilo kini sudah menembus harga 45 ribu perkilogram.
“Dari idul fitri sampai sekarang harga terus naik. Normalnya harga ayam itu 35 ribu perkilo. Tapi sekarang sudah sampai Rp 45 perkilo,” kata salahsatu supplier ayam potong di Pasar Cileungsi, Andi kepada Jurnal Bogor, Selasa (4/7/23).
Menurut Andi, pasokan ayam potong untuk keperluan pasar tradisional memang mengalami penurunan. Hal ini lantaran ketersediaan ayam potong dari produsen yang juga mengalami penurunan. Bahkan, lanjutnya, penurunan pasokan daging ayam mencapai 30 persen dari biasa. Hal ini mengakibatkan pasokan menjadi terbatas dan mengakibatkan kenaikan harga.
“Karena barangnya juga langka, kami beli dari produsen juga harganya sudah naik. Mau tidak mau ke pedadang juga harga jual ikut naik,” ujarnya.
Andi mengatakan, terkait kelangkaan tersebut para supplier dan pedagang ayam di Cileungsi sudah melakukan aksi protes berupa mogok belanja ayam ke produsen selama beberapa hari. Namun, aksi tersebut ternyata tidak berdampak signifikan terhadap produsen lantaran harga masih tetap naik dan pasokan berkurang.
“Waktu habis kami demo itu memang sempat turun harganya. Tapi cuma beberapa hari. Habis itu sampai sekarang terus mengalami kenaikan,” tukasnya.
Menurutnya, kebutuhan daging ayam di Pasar Cileungsi masih tetap tinggi. Lantaran banyaknya pedagang yang membutuhkan pasokan ayam untuk berjualan. Seperti warung nasi dan penjual pecel ayam.
“Karena pasokannya sedikit ya mau tidak mau mereka tetap beli walaupun harga mahal dan mengeluh karena harga jual mereka juga pasti ikut naik,” kata Andi.
Selaku supplier ayam Andi mengaku tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menurunkan harga dan membuat pasokan normal kembali. Ia mengaku hanya bisa menerima keadaan dan mengikuti setiap perubahan harga yang terjadi.
“Ya kami tidak bisa apa-apalagi, mau tidak mau kalau harga naik ya kita jual ikut naik, itu pun dengan jumlah yang terbatas,” tegasnya.
Ia berharap, pemerintah segera melakukan tindakan guna menormalisasi harga daging ayam di pasaran, khususnya kebijakan terhadap para produsen ayam potong sebagai sumber penghasil ayam potong yang dijual di pasaran.
** Taufik / Nay