Ciampea I Jurnal Bogor
Kepala Desa Bojongjengkol Awaluddin Marifatullah geram ke Pemerintah Kabupaten Bogor akan batalnya pembangunan SMPN 2 Ciampea.
“Saya tidak tahu alasan apa pembangunan SMPN 2 Ciampea tidak jadi dibangun tahun ini. Padahal, ini kebutuhan yang urgen dan salah satu program mencerdaskan bangsa,” ujar pria yang biasa disapa Bolang, Senin (19/6).
Ia mengungkapkan rencananya pembangunan SMPN 2 Ciampea diatas lahan 7 ribu meter yang berada di Kampung Petir RT 01/05, Desa Bojongjengkol sudah matang. Apalagi lahan tersebut milik Pemkab Bogor tidak harus beli.
Adanya rencana pembangunan gedung SMPN 2 Ciampea sudah masuk dalam Musrenbang Kecamatan. Malahan pihak desa sudah dipanggil oleh Dinas Pendidikan, PUPR dan BKAD Kabupaten Bogor guna membahas pembangunan sekolah.
Untuk menentukan lokasi yang bakal dijadikan SMPN 2 Ciampea tidak sembarang. Dilihat dulu tempatnya harus representatif, status tanah, jarak sebaran sekolah negeri dan aksesibilitas.
“Di Kecamatan Ciampea hanya ada satu SMP negeri, sehingga kebutuhan adanya penambahan sekolah negeri sangat urgen. Seharusnya Dinas Pendidikan peka akan kondisi tersebut, jangan malahan mementingkan kebutuhan yang tidak urgen dulu,” ungkapnya.
Satu sekolah negeri tidak bisa mencover jumlah siswa lulus SDN. Apalagi sekarang ini pakai sistem zonasi, karena desa yang jauh dari sekolah negeri peluang masuk sekolah negeri tipis.
“Lahan untuk sekolah Negeri sudah ada, tidak harus beli. Intinya, kita sangat kecewa ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor akan gagalnya pembangunan SMPN 2 Ciampea,” tandasnya.
** Arip Ekon