Pakaian orang yang ihram
Sahih al-Bukhori:5359
عَنْ سَالِم، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
لاَ يَلْبَسُ الْمُحْرِمُ الْقَمِيصَ، وَلاَ الْعِمَامَةَ، وَلاَ السَّرَاوِيلَ، وَلاَ الْبُرْنُسَ، وَلاَ ثَوْبًا مَسَّهُ زَعْفَرَانٌ، وَلاَ وَرْسٌ، وَلاَ الْخُفَّيْنِ إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدْ النَّعْلَيْنِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْهُمَا فَلْيَقْطَعْهُمَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ.
Dari Salim, dari bapaknya, dari Nabi saw, beliau bersabda:
Janganlah seseorang yang berihram mengenakan gamis, imamah (surban), celana panjang, baju lengan panjang yang bertudung, dan tidak pula pakaian yang diolesi dengan minyak za’faran dan wars (sejenis tumbuhan berwarna kuning) serta tidak pula mengenakan sepatu, kecuali jika ia tidak mendapatkan sandal, jika ia tidak mendapatkannya, maka ia harus memotong (sepatu)nya lebih rendah dari kedua mata kaki.
Pesan :
- Syarat pakaian orang yang berihram adalah: tidak mengenakan gamis – maupun baju apapun yang dijahit, surban – tidak juga topi, celana, baju lengan panjang yang bertudung, tidak juga baju yang diolesi atau disemprot wangi-wangian, tidak juga seorang muhrim mengenakan sepatu.
- Hanya pria yang tidak diperbolehkan menggunakan baju yang dijahit, sedangkan wanita boleh.