Nanggung | Jurnal Bogor
Sungai Cikaniki, Nanggung, Kabupaten Bogor kembali keruh, Selasa (13/06/2023) pagi. Akibatnya, warga yang berada di aliran sungai itu tidak bisa memanfaatkan air sungai tersebut.
“Keadaan hari ini pukul 7.00 wib sungai Cikaniki sudah keruh kembali. Sudah bisa dipastikan bahwa malam hari mulai keruh, karena kalau sore hari kemarin air tidak keruh,” kata Ketua BPD Desa Parakanmuncang Sahyana.
Bahkan kata dia, warga semakin kesal karena tidak adanya Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pemerintah kecamatan maupun pemerintah desa yang mau memberi tahu secara jelas siapa pembuang yang kerap mencemari Sungai Cikaniki. Akibat seringnya ikan mati mendadak dan air yang biasa digunakan warga jadi tak layak digunakan.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor Ade Yana Mulyana belum bisa memberikan keterangan terkait pencemaran di Sungai Cikaniki. Dikonfirmasi melalui telepon maupun WhatsApp tak merespons.
Sebelumnya, kondisi keruhnya sungai ini dikeluhkan warga yang berasal dari Kampung Babakanliud RT 02 RW 10 Aam, Enas dan Masriani. Dimana ketiga warga ditemui saat sedang mencuci pakaian di Sungai Cikaniki di Desa Kalongliud. “Meski tak layak, kami terpaksa menggunakan air ini,” kata Enas.
Menurutnya, keruhnya Sungai Cikani sudah berlangsung cukup lama dan setelah lebaran sering kotor. ”Selain kotor bukan pertama kali ikan banyak yang mati.”
“Apalagi sekarang ini mulai musim kemarau, tidak ada pilihan lain terpaksa menggunakan air tak layak ini, ujar Masriani menimpali.
Sungai Cikaniki bukan hanya digunakan mandi atau mencuci saja, dalam keadaan terpaksa air keruh kadang digunakan untuk mencuci beras. Biasanya air sungai terlihat kotor itu pada pukul 07.00 pagi, namun mulai terlihat tidak begitu kotor itu jelang sore sekitar pukul 14.00.
Warga meminta pemerintah lebih serius dalam menangani permasalahan Sungai Cikaniki. “Warga banyak sekali yang menggunakan air ini, jadi kami harap air Cikaniki biar jernih seperti sediakala,” harapnya.
** Andres/ Arip Ekon