Tanjungsari | Jurnal Bogor
Masih tingginya intensitas curah hujan di wilayah Tanjungsari membuat ratusan warga yang terdampak longsor masih bertahan di pengungsian. Selain tenda darurat, Pemerintah Kabupaten Bogor juga menjadikan SDN Cibeureum sebagai tempat pengungsian sementara warga Buanajaya.
“Pihak BPBD Kabupaten Bogor sejauh ini belum bisa memastikan sampai kapan masa tanggap darurat. Hal itu lantaran perubahan cuaca yang tidak bisa diprediksi,” ujar kata Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaluddin kepada wartawan.
Menurut dia, perubahan cuaca ekstrim dan tingginya curah hujan menjadikan wilayah yang dilanda longsor masih memiliki kemungkinan terjadinya longsor susulan. Oleh karena itu, warga yang bermukim di dekat lokasi longsor dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Kita tidak bisa memastikan apakah ada kemungkinan longsor susulan atau tidak. Namun karena curah hujan masih tinggi, dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka warga yang tinggal di dekat lokasi longsoran kita evakuasi ke pengungsian,” cetusnya.
Ia mengatakan, untuk saat ini warga sangat membutuhkan bantuan logistik serta kebutuhan sehari-hari. Semua bantuan, lanjutnya akan dipusatkan di lokasi pengungsian.
“Bantuan yang dibutuhkan untuk saat ini ya logistik dan keperluan sehari-hari lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Yenti (29) salah satu warga yang terdampak longsor, berharap ada kepastian terkait masa berlaku tanggap darurat. Karena ia ingin kembali menempati rumahnya yang sudah beberapa hari ditinggal ke pengungsian. Ia mengaku ikut tinggal di pengungsian lantaran alasan keamanan karena takut adanya longsor susulan.
“Mudah-mudahan di pengungsian ini tidak lama. Karena ingin segera balik ke rumah,” harapnya.
** Taufik/Nay