Sukamakmur | Jurnal Bogor
Jembatan Cipamingkis yang merupakan pembatasan antara Desa Wargajaya dan Desa Sukaharja, Sukamakmur, Kabupaten Bogor ambles akibat tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Sukamakmur.
Terlihat retakan menganga pada Jembatan Cipamingkis tersebut lebih dari 5 centimeter, hingga mengakibatkan kendaraan roda 4 yang bermuatan lebih dari 5 ton tidak memungkinkan untuk melintasi jembatan tersebut.
Mendapati adanya kondisi tersebut, anggota DPRD Kabupaten Bogor Achmad Fathoni melihat langsung kondisi Jembatan Cipamingkis tersebut. Dalam kunjungannya, Fathoni yang didampingi oleh Kasubag TU Jalan dan Jembatan Jonggol meminta agar sesegera mungkin mengatasi persoalan jembatan tersebut.
“Ini kan akses utama warga, yang membatasi 2 desa jadi merupakan akses utama yang harus sesegera mungkin diperbaiki,” jelasnya kepada Jurnal Bogor, Kamis (4/5/23).
Menurutnya, untuk kedepannya pemerintah harus menganggarkan untuk pemeliharaan jembatan terutama di bagian fisik dan pondasinya. Karena sejauh ini pemeliharaan untuk jembatan hanya wajahnya saja dengan cara pengecatan.
“Tadi saya lihat jembatan ini dibangun tahun 2000, berarti jembatan ini sudah berusia 23 tahun. Walaupun, batas usia maksimal jembatan itu 50 tahun, ternyata dengan tingginya intensitas hujan dan terjangan air di Kali Cipamingkis membuat pondasi jembatan ini bergeser,” papar politisi PKS tersebut.
“Tadi juga kita lihat adanya bekas tunjangan pondasi yang ada di tengah saluran, yang seharusnya tidak ada disana karena akan menghalangi arus air. Dan itu akan kita arahkan untuk menggeser pondasi yang ada ditengah tersebut,” pungkasnya.
Sementara Kasubag TU, Sunarip mengatakan nantinya akan dipasang bronjong untuk melakukan penahan tanah tersebut dan sebagai langkah awal dalam penanganan.
” sia jembatan ini memang sudah 23 tahun, dan akan sesegera mungkin untuk kita tangani. Oleh karena itu kami harapkan agar warga bisa hati-hati saat melintasi jembatan Cipamingkis ini, sampai nanti kami ajukan kepada Pemda untuk melakukan perbaikan,” jelasnya.
Ditempat yang sama, tokoh masyarakat Edi Sanusi mengatakan, kejadian jembatan ambles ini terjadi kemarin malam. Karena khawatir akan seperti kejadian Cipamingkis tempo lalu, maka dia langsung menghubungi kepala desa untuk disampaikan kepada dinas terkait agar nantinya bisa diberikan pembatas dan tanda bahaya.
“Saya sih pengennya mobil jangan dulu melintas, karena beban mobil itu kan berat. Kalo ambles yang repot kan kami, kalo mereka kan hanya pelintas jadi jalan ini tidak dijadikan akses setiap hari mereka lewat. Kalo kami kan ini akses utama,” pungkasnya.
** Nay Nur’ain