Home News Penyebab Keracunan Makanan Ratusan Warga Masih Misterius

Penyebab Keracunan Makanan Ratusan Warga Masih Misterius

Warga saat dirawat usai keracunan makanan.

Jasinga | Jurnal Bogor

Hampir satu bulan kasus terkait kejadian keracunan makanan terhadap ratusan warga di Desa Pangradin, Jasinga, Kabupaten Bogor yang terjadi pada 13 Maret 2023 lalu belum terungkap dan menimbulkan pertanyaan publik.

“Hasilnya belum keluar, kan itu habis makan di acara pengajian. Yang mana makan makanan yang disitu.

Kemarin hasil sampel sisa makanannya sudah tidak ada,” kata Kapus Jasinga Dr. Nur Alya saat dikonfirmasi, Rabu 5/04/2023.

Meski begitu, Dr. Nur Alya mengatakan saat ini sudah tidak ada lagi pasien keracunan yang dirawat inap maupun rawat jalan di Puskesmas Jasinga.

“Saat ini sudah tidak ada yang dirawat,” katanya.

Dia menyampaikan, penyebab terjadinya keracunan tersebut diduga karena olahan makanan ataupun penyediaan makanan yang kurang baik.

“Jadi apapun makanannya harus fresh ya dan itu mungkin biasanya kalau kejadian kaya gitu itu makanannya kapan baru disajikannya kapan itu masalahnya,” paparnya.

Jadi kata dia, keluhan yang dirasakan para pasien itu seperti mulas, mual, muntah hingga demam.

“Sebenarnya ini makanannya kurang layak untuk dimakan. Jadi yang dirasakan oleh para pasien itu mereka mules, mual muntah panas mencret  sakit kepala rata rata keluhannya itu sama semua,” ucapnya.

Biasanya, kata dia, makanan yang mudah berpotensi keracunan biasanya telur.

“Biasanya yang mudah berpotensi keracunan biasanya itu telur, tapi kita belum tau hasilnya soalnya kadang-kadang telur sudah dikupas cangkangnya dari kapan baru dimasaknya kapan, kemudian ditutup panas baru disajikannya kapan,” katanya.

Kasus yang terjadi tersebut, Dr. Nur Alya mengatakan masih menunggu hasil pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

“Saya kurang hapal (hasilnya). Mudah mudahan satu bulan atau mungkin saya juga belum hapal sih,” katanya.

Atas kejadian tersebut, Dr. Nur Alya mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan dan juga dalam proses pengolahannya.

“Saya mengimbau masyarakat harus hati hati, harus lebih memilih juga cara memasak teknik pengolahan apa lagi kalau ada makanan yang berpotensi,” pungkasnya.

** Andres

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version