Nanggung | Jurnal Bogor
Gorong-gorong saluran air yang berada di bawah jalan Kampung Susukan RT 04 RW 07 Desa Cisarua, Nanggung, Kabupaten Bogor ambles dan berlubang dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.
Pasalnya, jalan milik desa yang belum lama dibangun menggunakan hotmix program Satu Miliar Satu Desa (Samisade) itu terdapat sebuah lubang berdiameter satu meter lebih. Hingga akses jalan berada tepat di ujung tanjakan dari arah Kantor Desa Bantarkaret hampir tertutup.
Menurut warga sekitar Apay, kondisi tersebut sudah terjadi sejak lama, hingga kini belum ada perbaikan. “Ini kondisinya sebelum dibangun hotmix juga sudah seperti ini,” katanya.
Menurut dia, akses jalan tersebut cukup vital dengan kondisi tersebut dikhawatirkan banyak terjadi kecelakaan. “Khawatir kalo ada kendaran dari bawah maupun dari atas takut masuk ke lubang itu, dan menyebabkan kecelakaan,” ucap Apay.
“Warga sangat berharap ke pemerintah desa (pemdes) segera memperbaiki, mengingat makin lama makin besar. Karena jalan itu sekarang cuma cukup untuk satu kendaran roda empat,” tambahnya.
Menanggapi keluhan warga, Pemerintah Desa Cisarua melalui staf desanya Isep Firdaus mengatakan, bahwa irigasi yang berada di bawah jalan tersebut tersumbat oleh lumpur tanah.
“Kemarin itu tersumbat oleh lumpur-lumpur, jadi harus dibuang dulu. Karena kalau kita bangun pun kekuatannya tidak akan lama karena air menyumbat di situ,” katanya.
Dia menjelaskan, bahwa tahun kemarin irigasi tersebut tidak masuk dalam program anggaran. Kendati pihaknya telah menutup jalan berlubang tersebut menggunakan besi memakai uang pribadi sang kepala desa, agar akses tetap bisa dilewati dan bisa buka tutup untuk pembuangan lumpur-lumpur di kala menyumbat.
Karena kata dia, air yang mengalir di irigasi tersebut cukup penting untuk mengairi persawahan, kalau air itu mati sawah-sawah milik warga tidak bisa teraliri air lagi.
“Kemarin pas pembangunan hotmix irigasinya tidak dianggarkan. Karena anggarannya hanya untuk membangun jalan saja. Sebelumnya juga kita sudah perbaiki, pakai besi itu oleh pak kades secara sukarela, ternyata besinya tidak kuat. Saat ini besi itu dijadikan penghalang oleh warga,” jelasnya.
Dia berharap masyarakat sekitar pun sadar akan hal untuk menjaga lingkungan. Sebab pihak pemdes akan berusaha supaya bagaimana pun jalan tersebut untuk tidak sampai bolong dan rusak.
“Sejarah akses jalan itu sebetulnya begitu panjang, akses jalan yang seharusnya jadi akses jalan milik pemerintah daerah (Pemda). Saat ini aset tersebut jadi jalan desa, tapi in syaa Allah nanti kita dorong lagi. Karena kalo sekarang honorer aja belum pada turun nih,” pungkasnya.
** Andres