Pandeglang | Jurnal Bogor
Panen Padi Nusantara Satu Juta Hektar, digelar Kementerian Pertanian (Kementan) secara serentak di 30 provins, 131 Kabupaten/Kota diseluruh Indonesia, Kamis (9/3).
Panen dipusatkan di Kebumen Jawa Tengah dipimpin langsung Presiden Joko Widodo.
Menteri Pertanian menyampaikan produksi padi nasional terus meningkat tiap tahun. Tahun 2022 produksi padi mencapai 54,75 ton GKG atau mengalami peningkatan 333,69 ribu ton dbanding tahun sebelumnya.
“Kita terus upayakan peningkatan produksi padi nasional agar kebutuhan pangan masyarakat terus tercukupi dengan baik, “ ujar Mentan Syahrul.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan saat ini Kementerian Pertanian bertranformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern dan Era Industri 4.0 hal ini ditandai dengan penggunaan alsintan dan penerapan teknologi informasi.
”Ciri ciri pertanian modern terlihat dari pelaku usaha pertanian dalam penggunaan teknologi informasi, internet dan juga penggunaan alat dan mesin pertanian. Oleh karena itu, pengoperasian alsintan dalam panen raya padi merupakan hal yang mutlak,” ucap Dedi.
Suka cita panen raya dirasakan petani di Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang karena hasil ubinan Badan Pusat Statistik (BPS) melimpah yakni 7,8 ton/ha.
Untuk mempertahankan Pandeglang sebagai lumbung padi nomor satu di Provinsi Banten Wakil Bupati Pandeglang Tanto Warsono Aban menekankan perlunya normalisasi sungai Cilatah yang ada disekitar wilayah Kecamatan Panimbang.
Lebih jauh Wakil Bupati menuturkan Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang merupakan wilayah yang menjadi langganan banjir. Hal tersebut menjadi salah satu kendala bagi petani untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP), karena jika musim hujan banjir dan kemarau mengalami kekeringan.
”Diwilayah ini terdapat sungai – sungai yang menjadi tanggungjawab pusat dan juga provinsi. Sungai – sungai tersebut harus dinormalisasi dengan membuat sodetan, ” jelas Tanto.
Untuk itu Ia mengajak petani untuk bersama – sama mendorong terlaksananya normalisasi sungai. ” Saya terus meminta ke pusat maupun provinsi coba sungai Cilatah dinormalisasi, minimal ada sodetan, ” jelas Tanto saat mendampingi Kepala Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Yusral Tahir, panen padi menggunakan combine harvester.
Panen melimpah dengan rata – rata produksi 7,8 ton menurut Tanto menjadi momentum untuk menjaga inflasi dan membuktikan bahwa beras di Kabupaten Pandeglang ketersediaannya mencukupi bahkan dapat memasok ke wilayah lain seperti Karawang dan sekitarnya.
“ Saya melihat ada potensi inflasi. Ini kita bicara makro kedepan. Kita menjaga inflasi kita pasca covid. Jadi ada beberapa poin yang harus kita jaga salah satunya adalah beras. Beras ini salah satu penyebab inflasi tertinggi. Panen kali ini untuk membuktikan bahwa ketersediaan padi kita mencukupi, “ tandas Tanto.
Kabupaten Pandeglang menyumbang 34 persen produksi padi provinsi Banten yang kini berada diurutan ke delapan provinsi dengan produksi padi nasional terbesar.
Panen padi di Desa Mekarsari dilakukan pada hamparan area seluas 1,227 ha dengan varietas Inpari32.
Berdasarkan Kerangka Sample Area, Badan Pusat Statistik (KSA BPS) tercatat luas panen padi Maret 2023 secara nasional seluas 1,70 juta ha tersebar dari Aceh hingga Papua. Luas panen padi Banten Maret 2023 59,671 ha yang akan menghasilkan 311,168 ton GKG atau setara beras 179,450 ton.
Panen di Pandeglang dihadiri juga oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Kapolresta Pandeglang, Dandim 06/01 Pandeglang, Anggota Komisi II DPRD kabupaten Pandeglang, petani, penyuluh dan stakeholder lainnya.
** Regi/PPMKP