Leuwisadeng | Jurnal Bogor
Shalma bayi berusia empat bulan didiagnosis hidrosefalus. Kini pihak keluarga membutuhkan uluran tangan para dermawan karena keterbatasan ekonomi.
Bayi perempuan anak kedua dari pasangan Siti Istianah (28) dan Burhanuddin, warga Kampung Babakan Sirna RT 02 RW 01 Desa Sadeng, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor tengah berjuang untuk kesembuhannya.
Siti Istianah mengatakan, Shalma yang baru berusia empat bulan ini harus rutin ke rumah sakit untuk pengecekan kondisi sang anak dengan biaya yang tidak sedikit.
“Ini harus rutin seminggu sekali ke rumah sakit. Dalam sekali periksa harus ada uang 500.000. Karena keterbatasan biaya dilakukan sebulan sekali,” kata Siti Istianah di kediamannya kepada Jurnal Bogor, Selasa (21/02).
Dia menjelaskan, awalnya Shalma lahir dengan normal, namun di usia 7 hari anaknya mengalami kejang-kejang tanpa demam dan menguning. Berselang tak lama sekitar diusia 20 hari Shalma memiliki benjolan di ubun-ubun kepalanya.
“Waktu itu sudah kepikiran tapi masih berpikir positif gitu, makin kesini kok kepalanya makin membesar. Baru kami rujuk ke dokter anak dan didiagnosa hidrosefalus oleh dokter,” katanya.
Di umur 2 bulan, Shalma sempat dioperasi, tetapi perjuangannya belum selesai. Masih ada lagi rangkaian pengobatan yang harus dijalani Shalma untuk operasi semua kebutuhan mencapai Rp80 juta.
Saat ini pihak keluarga mengaku belum melaporkan kondisi Shalma kepada pemerintah desa setempat.
“Mudah-mudahan para dermawan dan pemerintah bisa membantu dari segi apapun, karena untuk ngumpulin uang 80 juta, sehari penghasilan suami hanya 100.000 itupun kotor dan kerjanya nggak ful,” pungkasnya.
** Andres