Parung | Jurnal Bogor
Target Pemerintah Kabupaten Bogor, merealisasikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parung, tak sepenuhnya tercapai. Pasalnya, proyek yang menghabiskan anggaran Rp 93 miliar dari pagu Rp 112 miliar, saat ini baru difungsikan sebagai klinik utama.
Gagalnya merealisasikan RSUD Parung yang anggaran pembangunannya bersumber dari bantuan keuangan (Bankeu) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tahun anggaran 2022 lalu disesalkan sejumlah pihak, salah satunya dari dr. Friedrich M. Rumintjap.
Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bogor menyebut, gagalnya merealisasikan RSUD Parung, diduga dari kurang matangnya Pemerintah Kabupaten Bogor dalam pemenuhan sumberdaya yang mempuni.
“Pemenuhan sesuai standard dan syarat rumah sakit pasti sudah diketahui oleh pemilik fasilitas kesehatan, dalam ini Pemerintah Kabupaten Bogor. Jika saat ini belum mampu terpenuhi, berarti adanya keterbatasan anggaran atau sumber daya manusia,” katanya kepada Jurnal Bogor.
Namun demikian, dr. Friedrich, berharap kedepan proses tersebut walaupun secara bertahap, agar
pemenuhan sumber daya untuk RS dapat terpenuhi. “Tentu, yang juga menjadi harapan masyarakat,” pungkasnya.
Warga Kecamatan Parung, Umar Fajar menyayangkan melencengnya target rumah sakit Parung jadi klinik. Padahal, menurut Umar, apabila fasilitas kesehatan itu rampung dengan maksimal dapat menjadi pelayanan kesehatan yang baik untuk warga.
“Bagus ada RSUD di Parung, masyarakat semakin mudah. Aksesnya gak jauh. Jadi lebih cepat sampai. Setidaknya jadi Rumah Sakit (RS) darurat sementara, jangan sampai klinik, apalagi anggaran yang digelontorkan sangat besar,” ungkapnya.
Camat Parung Adi Hendrayana membenarkan, kalau RSUD Parung sekarang belum difungsikan menjadi RSUD, tapi baru sebatas klinik. “Betul, walaupun baru sebatas klinik utama,”terangnya.
Kendati demikian kata Ade, warga yang tinggal di Kabupaten Bogor bagian utara mengucapkan terima kasih karena di wilayah Parung, tepatnya di Desa Cogreg, ada fasilitas kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Bogor. “Kami ucapkan terimakasih kepada Plt Bupati Bogor yang sudah meresmikan. Sehingga bisa beroprasi walaupun baru sebatas klinik utama,” bebernya lagi.
Sebagian warga, klaim Adi, memahami hal tersebut. Pihaknya pun, akan terus mendorong agar proses pembangunan gedung berikutnya bisa dilaksanakan.
“Terlepas dari siapapun yang akan menganggarkan baik Pemda Kabupaten Bogor atau pihak Pemprov Jabar kami akan dorong supaya pembangunan bisa dilaksanakan. Semoga, harap Adi, dengan diawali klinik utama yang bangunannya sudah layak di sebut RS, secara perlahan tapi pasti akan menjadi RSUD di waktu mendatang,” tutupnya.
** Yosan Hasan