Usep Supratman: Pengusaha Kavling Ngeyel, Pol PP Akan Saya Turunkan
Cibinong | Jurnal Bogor
Ngeyelnya pengusaha kavling kebun yang tak jua mau bersabar sampai menunggu peraturan daerah (Perda) tentang kavling siap, membuat Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Bogor Usep Supratman yang juga sebagai pengusung Perda untuk kavling kebun memberi peringatan keras.
Menurutnya, Komisi 1 sebagai pengusung Perda kavling sedang kembali melakukan pembahasan dengan dinas-dinas terkait. “Kita sudah bahas kembali dengan DPKPP sudah diupayakan mungkin dengan Perda atau Perbup kita lagi bahas. DPKPP sudah turun tadi kita sudah rapat dengan satu dinas karena masih pembahasan Banggar jadi kita tergesa-gesa,” ujarnya kepada Jurnal Bogor via telepon selular, Kamis (29/09).
Dia mengingatkah, yang paling penting konsumen jangan sampai ada yang di dirugikan dan pengusaha kavling harus bertanggungjawab karena nanti harus mengelola lahan untuk pertaniannya, karena ini berbeda dengan PSU.
“Saya minta kepada pengelola kavling terhitung hari ini jangan ada membangun dulu. Jika masih ada yang membandel maka saya akan perintahkan Satpol PP untuk membongkar atau menutup kegiatannya,” ancamnya.
Hal senada disampaikan pemerhati lingkungan dan infrastruktur, Herry KH. Menurutnya, imbauan demi imbauan yang dikeluarkan oleh Pemkab Bogor dan DPRD hanya sebagai angin lalu.
“Jangan cuma dihimbau tapi ditindak, kan sudah sering menghimbau tapi tindakannya gak terlihat,” ujar Herry.
Apalagi permaslahan baru muncul, kata dia, dimana ada pengusaha kavling yang berani menjual di aset sitaan BLBI. “Ini Pemkab diledek atau takut sama pengusaha, jika ada yang berstatment tidak tahulah kinerja Kades dan Camat apa, kavling Aruna Hills yang masih anteng jualan di lokasi lahan yang diduga aset BLBI,” cetusnya.
Jadi, tegasnya, jangan hanya menghimbau, berani tidak Pemkab menertibkan satu saja kavling yang membandel sebagai bukti kinerjanya. “Coba tertibkan satu saja kavling yang membandel dan masih melakukan pembangunan atau penjualan, cape dengernya kalo cuma menghimbau,” keluhnya.
** Nay Nur’ain