Nanggung l Jurnal Bogor
Sengkarut masalah sarana pendidikan di Kecamatan Nanggung masih terjadi. Kini SDN Hambaro 03 di Kampung Jeruk RT 04 RW 03 Desa Sukaluyu, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor yang baru dibangun namun sudah terliat kumuh karena adanya rembesan. Bahkan tembok mulai retak pada bangunan yang menelan anggaran Rp Rp 758.096.300.
Informasi yang diperoleh, proyek pembagunan 4 lokal SDN Hambaro 03 yang dikerjakan pada 2 Oktober 2020 dikerjakan CV Liud Jaya beralamat di Jalan Raya Aneka Tambang KM 14 Nomor 5 Desa Kalongliud, Kecamatan Nanggung.
Pantauan Jurnal Bogor saat dilokasi, bangunan SDN Hambaro yang baru berusi 1 tahun 10 bulan itu terlihat pada dinding tembok mulai retak-retak dan air kerap membanjiri lantai bawah karena rembesan air saat hujan.
Salah satu guru pengajar di SDN Hambaro 03 Erna mengaku kecewa sekolah yang baru selesai dibangun, tetapi baginya kurang memberikan kenyamanan karena bangunan sekolah itu kurang maksimal. Dengan anggaran segitu, bangunan SDN Hambaro kurang maksimal,” ujarnya kepada Jurnal Bogor, Senin (12/9).
Warga sekitar Sunandar yang melihat saat pembangunan mengatakan, dari 4 lokal 3 ruang belajar dimana pada waktu pengerjaan berlangsung yang dua lokal itu kondisi bangunan lama, itu hanya diganti balokan, atap genteng dan rangka baja ringan. Berikut penggantian material pintu, jendela sekolah dengan menggunakan alumunium.
“Termasuk pergantian plafon, dua lokal bangunan sekolah SDN Hambaro 03 kami menilai hanya 25 persen yang diganti menggunakan material baru. Ada 2 lokal SDN Hambaro 03 sekitar 25 persen yang diganti, karena badan ruangan masih menggunakan bangunan lama, maka material baru yang digunakan untuk membangun dua lokal itu sekitar 25 persen,” beber Sunandar
Sedangkan dua lokalnya lagi, kata Sunandar muka bangunan depan yang diganti bangunan baru, termasuk pintu dan jendela diganti semua. “Namun bangunan samping belakang gak ganti semua. Seharusnya SDN Hambaro 03 itu direhabilitasi semua karena bangunan lama itu, sudah pada retak -retak. Ditambah, lantai bawah tidak direhabilitasi namun hanya tambal sulam menggunakan keramik yang sudah lama menempel,” jelasnya.
Sunandar menyebut, kedua bangunan sering rembes hingga kerap membanjiri sekolah. ” Datangnya genangan air itu bukan hanya dari atas saja, termasuk saluran air yang masuk tepatnya disamping sekolah menghiasi kumuhya bangunan sekolah yang baru dibangun itu
“Menelan Rp Rp 758.096.300 kami menilai bangunan SDN Hambaro 03 terkesan amburadul, karena tidak sesuai anggaran,” beber Sunandar.
Begitu mebeler sebagian sudah pada reyot, diperparah 2 toilet siswa yang sudah lama rusak itu saat ini belum bisa digunakan lantaran tidak adanya perbaikan. Minimnya sarana prasarana di SDN Hambaro 03 menjadikan permasalahan konplek bagi sekolah. Sehingga siswa SDN Hambaro 03 ketika hendak buang hajat, menumpang ke rumahnya yang tidak jauh dari sekolah seperti rumah Dardi atau Sumiati. Bahkan saat jam istirahat, terlihat tak sedikit siswa buang air kecil dibelakang sekolah.
Sementara orang tua murid Lilah mengaku pernah kedapatan mengantar anak buang air kecil di belakang sekolah. “Tidak adanya fasilitas toilet, bagi orang tua murid sangat merepotkan,” ujar Lilah.
Sedangkan informasi yang diperoleh Jurnal Bogor, kerusakan gedung SDN di wilayah Kecamatan Nanggung cukup banyak diantaranya SDN Parakanmucang 01 Desa Parakannuncang, SDN Parigi Desa Cisarua, SDN Ciketug Desa Pangkaljaya, SDN Pabangbon Desa Malasari, SDN Malasari 04 Desa Malasari, toilet siswa dan guru di SDN Pasireurih Desa dan toilet siswa di SDN Pasirpeuteuy Desa Nanggung, serta kurangnya ruang belajar di SDN Sidamulya Desa Cisarua.
** Arip Ekon