Sukajaya | Jurnal Bogor
Pemerintahan Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor tengah berupaya untuk mencari cara dalam membangun ketahanan pangan sesuai arahan pemerintah pusat, bahwa anggaran dana desa 20 persen wajib dialokasikan untuk ketahanan pangan.
“Kami juga perangkat desa membuat musyawarah dengan tahapan-tahapan dari Musrembang Desa sampai dengan kegiatan Musdes Perubahan, lebih mengarah ke program ketahanan pangan sesuai yang diinstruksikan pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah,” ungkap Kepala Desa Cileuksa, Ujang Ruhyandi kepada wartawan, kemarin.
Apih Ujang sapaan akrab Ujang Ruhyandi mengatakan, adapun implementasi dari program ketahanan pangan tersebut, seperti pembuatan kolam budidaya ikan, kemudian sektor peternakan, dan pertanian.
“Hal tersebut (ketahanan pangan) dirasa perlu lantaran, usai dihantam bencana (awal Januari 2022 Lalu) yang mengakibatkan ribuan rumah terdampak hingga harus direlokasi,” ujarnya.
Apih Ujang mengatakan, tak hanya berfokus pada relokasi rumah warga saja, melainkan harus dipikirkan juga bagaimana kehidupan masyarakat disekitar untuk kedepannya. “Disamping itu, dengan tersedia lahan seluas 20 hektar, akan dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat dalam pemulihan ekonomi masyarakat,” katanya.
Seperti halnya membuat semacam agrowisata, yang di dalamnya terdapat sirkuit motor trail, disitu juga akan menyediakan lapak bagi pelaku UMKM. Selain itu, disekelilingnya pun akan ditanami pepohonan buah yang sesuai dengan kontur tanah di wilayah tersebut untuk mencegah terjadinya erosi.
Selama menunggu pepohonan tersebut tumbuh besar, akan diselingi dengan tanaman sayur mayur untuk mengisi kekosongan agar terus menghasilkan.
“Jadi dari 20 hektar tadi ada pemanfaatan lahan yang lainnya juga, rencananya akan bikin sirkuit, ada perkebunan berbentuk agrowisata lah, kenapa demikian? Karena tadi terlepas dari tanaman, kami membuat pemberdayaan umkm, disitu kami mendorong koordinasi dengan Bumdes untuk mengembangkan potensi lokasi tersebut,” terangnya.
Lebih lanjut, Apih Ujang mengatakan, nantinya secara otomatis warga sekitar pun akan terlibat di dalamnya. “Makanya kami mulai dari lingkup kecil dulu sekarang, nanti kami bentuk kelompok, jika tidak dicontohkan dan hanya melalui sosialisasi biasa sepertinya kurang greget, tapi dengan langsung dipraktekkan warga akan lebih memahami,” katanya.
Namun, agar seluruh program akan dijalankan berhasil, Ujang mengatakan membutuhkan dorongan dari berbagai pihak. “Yang jelas kami dari pemerintah desa butuh dorongan dari semua pihak, butuh pengawalan dan respon dari para pemangku kebijakan,” tukasnya.
** Andres