Ciawi | Jurnal Bogor
Petani di Kecamatan Pekalongan Utara sambut antusias Pelatihan Pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Agribisnis. Di tengah aktivitas bertaninya, sejumlah petani didampingi oleh penyuluh mengikuti pelatihan secara daring di hari pertama (24/5/2022).
Kemudahan mengakses permodalan melalui skema KUR diakui oleh Lazim Sofi, Penyuluh Pertanian Kecamatan Pekalongan Utara, menarik untuk dimanfaatkan. Dia menjelaskan bahwa petani di Kecamatan Pekalongan Utara tertarik mengakses Kredit Usaha Rakyat untuk mempercepat laju usaha agribisnisnya.
“Salah satu kemudahan (dalam skema KUR adalah) dalam pembayaran, kalo petani bisa bayar setelah panen (6 bulan) dan jasa pinjamannya sangat murah, sehingga petani pada tertarik”, jelasnya.
Tidak berhenti sampai di sini, Lazim melanjutkan “Insyaallah pekan depan rombongan akan ke bank, ini sedang didata oleh ketua Poktan, petani yang akan ikut ambil KUR serta petani – petani yang tidak bisa datang (pelatihan), untuk dikabari soal KUR ini.”
Selain di Kecamatan Pekalongan Utara, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan juga menggerakan petani dan penyuluh untuk mengikuti pelatihan di 4 titik kumpul lainnya.
Petani dan penyuluh Kota Pekalongan menyambut baik skema kredit dengan insentif yang diberikan kepada petani berupa subsidi suku bunga dan atau penjamin kredit. KUR ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai semua usaha produktif termasuk sector pertanian yang layak (feasible) tetapi belum bankable dari aspek agunan tambahan.
Melalui skema KUR, perbankan bekerjasama dengan Pemerintah dan lembaga penjamin memberikan kemudahan akses permodalan bagi petani untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Secara khusus, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengajak para petani memanfaatkan KUR untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian. Pemerintah berupaya mempermudah persyaratan program KUR pertanian, termasuk menaikkan kebijakan KUR tanpa agunan.
Dedi Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian mendorong petani dan penyuluh untuk memanfaatkan KUR untuk menggerakkan roda pembangunan, khususnya sector pertanian.
“Kredit usaha rakyat adalah bensin, tenaga, energi untuk menggerakkan agribisnisnis kita!” serunya.
Dedi menjelaskan bahwa perlu membangun agribisnis yang kuat menuju peningkatan produktivitas pertanian. “KUR ini (jasa pinjamannya) jauh dari kredit komersial. Hanya 6 %! Artinya, KUR ini adalah anggaran pemerintah yang didedikasikan untuk petani untuk membangun agribisnisnya”.
Hal ini juga ditekankan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam pembukaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Volume 3, dengan tema Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis. SYL mengapresiasi tingginya minta petani dan penyuluh dalam mengikuti pelatihan.
“Pelatihan ini sangatlah penting dan juga sangat strategis. Karena kita ketahui bersama Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dengan tema Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis ini adalah upaya untuk menghadapi tantangan dunia,”
Lebih lanjut, SYL sangat yakin program Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh dengan tema Pemanfaatan KUR untuk Agribisnis mampu memberikan dampak besar bagi pembangunan kehidupan bangsa baik saat ini dan juga di masa depan.
“Saya yakin apa yang kita capai hari ini adalah bagian-bagian untuk menghadirkan energi bangsa dalam rangka membangun kehidupan kedepan yang lebih baik dan juga lebih sejahtera,” papar SYL.
Antusiasme petani memanfaatkan KUR disambut baik oleh Mentan, “Saya tunggu hasilnya, di setiap kabupaten/ kota, semakin maju mandiri modern, membangun Bangsa Indonesia Berjaya!”
Sampai dengan hari ini pelatihan masih berjalan, baik secara luring di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian Ciawi – Bogor, maupun secara daring di seluruh Indonesia. Pelatihan secara daring dapat diikuti sampai dengan 26 Mei 2022 melalui Learning Management System atau melalui kanal YouTube Puslatan dan UPT Pelatihan lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
** Osi/ PPMKP