Purbalingga | Jurnal Bogor
Gula kelapa kristal organik menjadi produk unggulan Kabupaten Purbalingga. Bahkan akhir tahun 2022 bakal mejeng di Dubai dan Rusia. Gula tersebut akan dibawa dan dipamerkan Sutomo, petani Milenial Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 di dua negara tersebut.
Sutomo merupakan, pengelola Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Central Agro Lestari (CAL) di Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. “Kami diundang untuk turun aktif mengikuti pameran di Dubai dan Rusia sekitar akhir tahun 2022,” ucap Sutomo, Senin (18/4).
Saat ini dirinya bersama pengelola P4S CAL sudah mulai melakukan persiapan mulai dari membuat leaflet sebagai media promosi, story telling dan kemasan retail yang menarik. ”Sambil kita menunggu arahan lebih lanjut dari panitia,” tutur pemuda bergelar Sarjana Tehnik (ST) ini.
Dalam pameran tersebut nantinya Sutomo akan membawa dua produk dari gula kelapa hasil produksinya yakni produk powder dan block. Dua produk tersebut sudah mendapat fasilitas rebranding dan hak merk Internasional dengan Protokol Madrid di USA. Selain di Dubai dan Rusia, Sutomo mengaku juga diundangan untuk mengikuti ASEAN Trade Fair 2022 di Korea Selatan. Perjalanan P4S CAL memproduksi usaha gula kelapa kristal organik terbilang cukup panjang. Semua berawal dari ide untuk mewujudkan kemandirin desa. Kemudian mulai berproses di tahun 2017 sampai 2019 mewakili Purbalingga dalam lomba kelompok tani tingkat Provinsi Jawa Tengah.
”Akhirnya di acara penganugerahan lomba tersebut kami bertemu dengan Menteri Pertanian. Sejak itulah dukungan pemerintah terus diberikan sampai sekarang hingga saya didaulat menjadi Duta Petani Milenial tahun 2019,” ujarnya.
Sutomo menjelaskan dalam kondisi normal sebelum pandemi covid 19 perbulan P4S CAL berhasil memproduksi gula kelapa kristal organik sebanyak 100 – 150 ton. Sementara pada saat pandemi turun dibawah 100 ton. ”Hitungannya per bulan sekitar 100 sampai 150 ton. Karena pandemi sedang turun dibawah 100 ton,” katanya.
Dalam produksi, Sutomo melibatkan 478 petani penderes di Desa Bumisari sebagai pemasok bahan baku. “Kami punya cita-cita memajukan desa kami sendiri dulu sampai benar – benar menjadi desa organik yang bisa maju,” ujarnya.
Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan Kementan terus berupaya memperkuat hilirisasi sektor pertanian, terutama untuk mendongkrak nilai ekspor. “Saya ingin kita tidak sampai ke budidaya saja tapi juga fokus kepada upaya hilirisasi industri primer,“ kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu. Ia menegaskan kemajuan pertanian Indonesia ke depan juga tidak lepas dari peran petani milenial.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan perlu upaya seluruh jajaran untuk dapat bersama-sama mengelola pertanian di setiap daerah mulai dari desa hingga nasional. Ia memandang hadirnya DPM/DPA akan mampu menciptakan penguatan resonansi bagi para milenial lainnya untuk berkecimpung di sektor pertanian
** Regi/PPMKP