JURNAL INSPIRASI – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) senilai Rp500 ribu di Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, disalurkan kepada 1.247 Kriteria Penerima Manfaat (KPM) pada Senin (18/4).
Lurah Cimahpar, Ronny Kunaefi mengatakan bahwa dari total Rp500 ribu, Rp300 ribunya diperuntukan untuk membeli minyak goreng. Sedangkan Rp200 ribu diperuntukan bagi pembelian sembako.
“Alhamdulilah pemberian bantuan berlangsung lancar,” ujar Ronny kepada wartawan.
Menurut dia, dalam penyaluran BPNT ini, pihak kecamatan bekerjasama dengan agen BNI menjual beras bagi KPM BPNT. Namun, sambung dia, tidak ada upaya-upaya untuk mengarahkan atau mewajibkan masyarakat membeli di tempat itu.
“Jadi kalau mau membeli silahkan. Tidak juga tak apa-apa. Nggak ada paksaan sama sekali,” kata dia.
Sementara itu, salah satu warga penerima BPNT yang namanya enggan dikorankan menyatakan bahwa ia sebenarnya mengharapkan agen menyediakan minyak goreng. “Saya maunya sih ada minyak goreng, tapi berhubung hanya ada beras. Ya saya beli saja, nggak ada pemaksaan kok. Ini kesadaran sendiri saja,” imbuhnya.
Dalam kesempatan berbeda, pemilik Agen BNI 46, Deni Kurnia mengatakan bahwa pihaknya hanya menyiapkan 500 karung beras untuk dijual ke masyarakat. “Karena warga memang tak diarahkan, jadi beras hanya laku 100 karung. Mau beli silahkan, tidak ya nggak apa-apa,” jelasnya.
Ia pun mengaku tak menyediakan minyak goreng kemasan karena adanya keterlambatan pengiriman barang dari supplier. “Memang banyak warga yang nanyain minyak, berhubung lambat dikirim, ya ditiadakan,” katanya.
Deni mengakui bahwa pada pembagian BPNT di Cibuluh pihaknya menyediakan 400 kantung minyal goreng kemasan isi dua liter dan beras. “Tapi yang banyak dibeli ya minyal goreng. Nah, besok (hari ini, red) kami akan siapkan 500 kantung minyak goreng dan 500 karung beras saat pembagian BPNT di Tanah Baru,” jelasnya.
Deni menuturkan bahwa pihaknya berjualan beras di lokasi pembagian BPNT bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran warga bahwa bantuan pemerintah itu diberikan kepada warga agar mereka dapat membeli kebutuhan dapur. Sekaligus mensosialisasikan, bila BPNT untuk periode April dan Juni kembali disalurkan melalui agen dengan sistem saldo.
“Jadi kami sekaligus mengedukasi dan mensosialisasikan ke warga. Kalau untuk BPNT periode Mei sudah disalurkan melalui Kantor Pos,” ungkapnya.
Ia juga mengaku bingung mengapa penyaluran BPNT periode Mei dilakukan Kantor Pos, sedangkan April dan Juni dikembalikan ke agen.
“Ya, agak bingung. Tapi kami menyambut baik pemerintah mengembalikan penyaluran BPNT ke agen. Saldonya sebagian dudah masuk ke KPM,” ucapnya.
Kata dia, kembalinya penyaluran BPNT ke agen, sudah sesuai dengan tujuan pemberian BPNT ke warga, yakni untuk membeli kebutuhan sehari-hari.** Fredy Kristianto