Majalengka | Jurnal Bogor
Memasuki pekan kedua Ramadhan 1443 Hijriyah, pasokan sejumlah kebutuhan pangan pokok seperti bawang merah, cabe merah besar dan cabe merah keriting di Kabupaten Majalengka terpantau hijau alias aman. Kondisi aman ini dipicu oleh petani yang mulai panen komoditas tersebut.
”Ketersediaan pangan pokok di kab Majalengka terutama beras, bawang merah, cabe merah cabe rawit, daging sapi, daging ayam pasokannya terpenuhi. Untuk Idul Fitri pasokan aman,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah, Selasa (12/04).
Ia mengatakan pasokannya terutama dari produk petani sendiri karena kabupaten Majalengka merupakan sentra produksi beras, bawang merah, cabe merah, cabe rawit dan daging ayam.
Untuk bawang merah petani bawang merah di sentra pertanaman Lembah Panyaweuyan Kecamatan Argapura segera memasuki panen yang akan berlangsung hingga Juni mendatang. Demikian pula cabe merah baik cabe merah besar maupun cabe keriting serta cabe rawit merah. Dari panen satu hamparan saja seluas kurang lebih 20 hektar, kebutuhan sudah terpenuhi, apalagi jika sudah panen keseluruhan.
Kata Iman untuk komoditas daging sapi selain pasokannya dari produksi sendiri, jika kurang dipenuhi dari daerah lain. Hanya telur dan minyak goreng saja yang kebutuhannya dipenuhi dari daerah lain, itupun sampai saat ini pasokan dinilai cukup lancar.
”Untuk kendala yaitu telur dan minyak goreng dipenuhi dari daerah lain dan koordinasi dengan para distributor ” ujarnya.
Dikatakannya Kabupaten Majalengka juga menjadi penyuplai sejumlah komoditas ke wilayah lain dan itu sudah berjalan melalui mekanisme rantai pasokan pangan.
”Untuk mensuplai ke daerah lain sebenarnya secara alami sudah berjalan melalui mekanisme rantai pasokan pangan ” ucapnya.
Harga Stabil dan Ketersediaan Surplus
Berdasarkan data neraca pangan yang dirilis DKP3 Kabupaten Majalengka pada minggu II April 2022, ketersediaan beras diwilayah ini mencapai 3.074 ton dengan kebutuhan 2.953 ton yang berarti surplus 121 ton rata – rata harga Rp. 11.500/kg. Jagung ketersediaannya 1.765 ton kebutuhan 152 ton, surplus 1.613 harga Rp. 7.400/kg, surplus 64 ton dialami bawang merah, dengan stock 190 ton kebutuhan 126 ton harga Rp. 36.200/kg, cabai merah stock 184 ton kebutuhan 37 ton surplus 147 ton harga Rp. 60.800/kg.
Kebutuhan cabai rawit merah 121 ton sementara stock tersedia 135 ton surplus 14 ton harga rata – rata Rp. 58.300. Komoditas lain yang juga surplus yaitu daging sapi dengan ketersediaan 137 ton dan kebutuhan hanya 13 ton surplus 124 ton. Daging ayam broiler surplus sebanyak 210 ton dengan harga rata – rata di pasar Rp. 39.000/kg.
Meski masih dipenuhi dari wilayah lain ketersediaan telur ayam juga surplus 114 ton harga saat ini Rp. 25.400. Gula dan minyak goreng kemasan masing – masing surplus 126 ton dan 53 ton dengan harga Rp.14.000/kg untuk gula putih dan 24.000/liter untuk minyak goreng. Demikian juga bawang putih surplus 74 ton harga Rp. 34.700/kg.
Untuk menjaga ketersediaan bahan-bahan pangan pokok dengan harga terjangkau pada saat Ramadhan dan Idul Fitri 1443 Hijriah, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan pengawalan dan monitoring disetiap provinsi.
“Petani kita tidak pernah berhenti berproduksi. Tujuannya agar kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi. Termasuk juga untuk memenuhi kebutuhan di pasaran,” Ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP ) Kementan Dedi Nursyamsi belum lama ini menegaskan pemerintah memonitor secara cermat dengan melakukan monitoring dan pengawalan ketersediaan dan harga bahan pangan pokok untuk menjamin stok pangan benar – benar aman. Ia mengakui masih ada 12 komoditas yang rentan dan sensitif terhadap inflasi.
“Ketersediaan pangan erat kaitannya dengan harga. Untuk itu, saat melakukan monitor ketersediaannya perlu dilakukan monitoring harga,” tegas Dedi.
** Regi/PPMKP