JURNAL INSPIRASI – Proyek penataan Batutulis dipastikan batal dilaksanakan pada 2022 ini. Musababnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak memiliki anggaran yang cukup untuk merealisasikannya.
“Pembangunan Bumi Ageung untuk mengintegerasikan eks SD Batutulis dengan situs Batutulis dibutuhkan biaya Rp7 miliar. Makanya penataan infrastruktur belum bisa dilaksanakan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman kepada wartawan, Rabu (26/1).
Sedangkan untuk pembebasan dua lahan seluas 750 meterpersegi yang akan diperuntukan untuk pembangunan museum ruang terbuka hijau dan sarana penunjang tengah dilaksanakan dengan anggaran senilai Rp5 miliar. “Sekarang sedang berproses,” tegasnya.
Sementara, kata dia, untuk biaya pembangunan secara keseluruhan mencapai Rp15 hingga Rp20 miliar. “Kebutuhan anggaran segitu, APBD kita tidak cukup. Makanaya sempat mengajukan di Musrenbang Jawa Barat (Jabar). Tapi lagi-lagi terbentur anggaran disana,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya akan kembali mengajukan bantuan keuangan ke Jabar pada musrenbang provinsi tahun ini untuk pembangunan fisik pada 2023 mendatang. “Kami juga akan ajukan lagi di forum OPD se-Jabar juga,” ucapnya.
Lebih lanjut, kata Atep, Bumi Ageung nantinya akan memiliki beberapa fungsi, yakni edukasi, tempat penyimpanan benda cagar budaya, museum, kuliner, kerajinan, atraksi seni dan sanggar.
“Kami sudah berkomitmen menjadikan kawasan Batutulis sebagai tempat aktivitas kesenian Sunda agar tetap eksis kedepannya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan bahwa Bumi Ageung nantinya akan dijadikan tempat kegiatan seni budaya, gallery serta dilengkapi dengan narasi sejarah ‘Kota Hujan’.
“Pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum bebas berkunjung. Selain itu, apabila warga ada yang memiliki pusaka, boleh juga dipamerkan,” ucapnya.** Fredy Kristianto