JURNAL INSPIRASI – Kegiatan audensi susulan di Desa Sipak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor tertutup untuk media dan terkesan menghalang-halangi wartawan untuk mengetahui hasil pertemuan.
Kejadian itu bermula saat salah satu media yang hendak mengkonfirmasi kegiatan audensi susulan di aula Kantor Desa Sipak, yang tempo hari sempat kisruh, mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari salah satu oknum perangkat desa.
Dindin dari salah satu media lokal sangat menyayangkan perilaku oknum pegawai Desa Sipak yang terkesan mengusir wartawan pada Jumat (21/01).
“Kita menunggu diluar pada pukul 14:00 tak lama kemudian semua pintu kantor Desa Sipak ditutup dan dikunci,” ujar Dindin.
Karena terkunci wartawan menghampiri jendela yang terbuka dengan maksud hendak menanyakan sudah sejauh mana audensi tersebut agar diketahui publik.
Akan tetapi menurut Dindin salah satu oknum pegawai desa memperlakukan dengan cara yang tidak etis.
“Gak tau maksudnya apa dia nyeloteh sambil nyuruh pergi sambil tutup jendela,” ungkapnya.
Sebelumnya audensi yang pada Senin lalu, terjadi kericuhan antara masyarakat dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Sipak akibat permasalahan tidak keterbukaan.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Sipak, Ade Sutisna mengatakan, bahwa terjadinya keributan antara warga dan pemdes Sipak berawal dari ketidakketerbukaan Kepala Desa Sipak.
“Waktu itu pada musyawarah awal kita memang sudah ketuk palu mau beli ambulan desa, tapi selanjutnya kata kepala Desa Sipak, ada musyawarah interen di RW 07 yang mana pada rapat RT/RW yang juga dihadiri oleh perwakilan BPD setempat membahas adanya perubahan,” pungkasnya.
**andres