JURNAL INSPIRASI – Adik kakak yang berusia 8 dan 9 tahun yang pada umumnya di usia mereka sedang asyik belajar dan bermain bersama teman-temannya, namun hal itu tidak dilakukan Aldi dan Arlan si bocah badut jalanan yang setiap hari mengadu nasib di jalan hingga larut malam.
Di masa pandemi ini mereka habiskan waktu untuk membantu ibunya yang single parent karena ayah Arlan dan Aldi meninggal tertabrak saat usia mereka masih belia.
Mereka rela bangun pagi-pagi buta untuk membantu sang ibu mencari nafkah, dibalik kostum badutnya selama berjam-jam mereka rela menyusuri tiap-tiap jalan di Citayam hanya untuk mencari selembar rupiah.
Pagi-pagi buta mereka harus rela bangun dan membantu ibunya di rumah, setelah itu barulah mereka menarik kostum badutnya untuk mulai menapaki jalanan.
Arlan dan Aldi tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci. Namun pada kenyataanya itu hanya cukup untuk membayar sewa kontrakan.
Kenyataan ini membuat mereka kasihan pada sang ibu, sehingga mereka dengan suka rela menawarkan diri sebagai badut jalanan.
“Kostum badut sewa per hari 50 ribu sudah dengan kostum serta kepala badutnya,” kata Aldi.
Aldi mengatakan, bahwa uang yang mereka dapatkan dari mengamen badut jalanan mereka berikan semua untuk ibunya, jika lapar mereka hanya membeli 2 gorengan untuk menahan lapar.
Pernah waktu itu uang hasil ngamen mereka belikan untuk membeli kue ulangtahun untuk sang ibu, demi ingin melihat sang ibu tersenyum karena hanya sang ibu yang saat ini mereka punya.
** Hayatunnisa Aulia/mg-uika