JURNAL INSPIRASI – Bangunan SDN Bojongrangkas 03, Desa Bojongrangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor belum satu tahun direnovasi keadaannya sudah hancur dan kumuh. Bendahara SDN Bojongrangkas 03, Cucu Rukmana membenarkan kondisi tersebut. “Lantaran terdapat saluran pembuangan kotoran hingga membuat khawatir berdampak terhadap kesehatan para murid. Ditambah keadaan toilet yang tidak layak digunakan,” kata Cucu Rukmana kepada wartawan, kemarin.
Pembangunan tersebut belum menginjak satu tahun tetapi kondisi seperti tidak layak pakai.
Pada 2020 gedung sekolah tersebut direnovasi salah satu ruang perpustakaan, ruang kelas atas dan bawah sebabnya gentingnya sudah pada hancur.
“Termasuk 2 ruangan WC, akan tetapi pembuangannya tidak layak tepatnya di samping ruang kelas 4, terlihat kondisipun tidak beraturan,” ujarnya.
Dengan demikian lanjut Cucu, sebanyak 132 siswa ketika hendak buang air kecil atau besar terpaksa harus menggunakan toilet guru yang ada di dalam kantor.
Cucu mengaku kondisi ini tidak ada lagi ada kenyamanan bagi siswa. “Tentu saja sangat tidak nyaman yang ada kekhawatiran dari para guru,” keluhnya.
Padahal menurut Cucu, untuk upaya pengusulan pembangunan sekolah sudah dilakukannya sejak 2004, namun 2020 hanya sebatas renovasi. “Malah bangunan tersebut kini sudah rusak lagi,” paparnya.
Cucu membeberkan pada tahun 2004 pihak sekolah telah berulang kali mengajukan, termasuk ke anggota DPR pada saat reses berlangsung. “Setelah dicek kita dapat dengan anggaran dana sekitar 300 jutaan namun entah kenapa tidak ada datang lagi ke sini,” bebernya.
Dirinya meminta kepada Dinas Pendidikan agar menindak lanjuti terhadap pembangunan tersebut yang dilaksanakan oleh pihak ketiga.
“Termasuk dari pihak dinas kita mengajukan, namun hanya sebatas kontrol tidak pernah ada realisasinya, padahal survei ada, digambar ada, dicatat ada diukur ada tapi realisasinya yang enggak ada,” tegasnya.
Sementara itu, Heri Risnanto sebagai warga peduli pendidikan mengatakan, dengan kondisi seperti ini tentunya menjadi cambuk bahkan menghawatirkan kesehatan para siswa.
“Ini adalah sarana pendidikan putra putri kita, masa kondisinya seperti ini, sangat jauh dari kata layak apalagi nyaman, yang ada kami was-was,” kata dia.
“Dimana kepedulian para pejabat pendidikan, usulan pembangunan sudah, namun faktanya hanya renovasi, itu pun terkesan asal-asalan, sementara dari dinas ataupun DPRD melalui reses hanya angin surga doang,” tukasnya.
**Arip Ekon