JURNAL INSPIRASI – Pedagang rujak bebek atau rujak tumbuk keliling, jelang Natal dan Tahun Baru 2022 (Nataru) saat ini tengah berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berjualan di tengah pandemi Covid-19, Dadang (39), warga Kampung Bongas, Desa Kalongliud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor mengaku penghasilannya menurun drastis.
Pasalnya, selain para pembeli juga berkurang, ditambah harga bahan pokok seperti cabai dan ubi saat ini mengalami kenaikan harga di pasar.
Bapak tiga anak ini menceritakan, ia berjualan rujak bebek dari tahun 1998 sejak remaja.
“Awalnya saya belajar berjualan rujak tumbuk ini dari orang Cianjur dari sejak saya remaja. Kalau dulu saya berjualan di Tangerang, depan pabrik waktu itu alhamdulillah penghasilannya cukup lumayan. Satu minggu itu bisa mendapatkan satu juta,” katanya.
BACA JUGA Sudah Sepekan, Jembatan Urug Dibangun
Ia menambahkan saat Covid-19 merebak ia pun terpaksa harus pulang ke kampung halamannya.
“Para pekerja di pabrik disana banyak yang di-PHK dan sepi jualan di Tangerang sana. akhirnya saya berjualan di wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dimana tempat ia lahir. Sudah beberapa pekan ini penghasilan menurun drastis,” tambahnya.
Selain harus menanggung kebutuhan keluarga, ia juga harus menanggung kebutuhan pendidikan yang mana mempunyai tiga orang anak.
“Sekarang penghasilan saya paling besar, 60 ribu satu hari, itupun kita menempuh keliling harus jauh. Kalau hujan dagangan nggak habis. Anak saya tiga paling besar 14 tahun,” ungkapnya kepada Jurnal Bogor, Kamis (23/12).
Ia juga mengaku tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik tunai maupun nontunai. Dadang, berharap kepada pemerintah untuk diperhatikan karena beban ekonominya untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti saat ini harga naik di pasar.
“Saya berharap pemerintah bisa mengerti dengan kondisi saat ini, minta perhatiannya lah,” pungkasnya.
**andres