Home Advetorial Memaknai Kehadiran Kampung Perca

Memaknai Kehadiran Kampung Perca

Kampung Perca menjadi solusi memberdayakan kaum perempuan.

Berawal dari keprihatinan Nining Sriningsih, warga RW 01 Kelurahan Sindang Sari. Ia prihatin dengan kondisi para tetangga di sekitarnya. Bukan saja terbelit kesulitan ekonomi, melainkan banyak permasalahan keluarga yang harus dialami para tetangganya itu. Tergerak kemudian hatinya untuk mencoba membantu para tetangganya dengan mengajak mereka para ibu-ibu berlatih menjahit.

Idenya didukung Mardianto, pemilik tempat kursus jahit dan konveksi Harapan Antar Sesama (HAS). Dia mempersilakan mesin-mesin jahit yang ada di tempatnya dimanfaatkan untuk berlatih. Begitupun sisa kain dan benang jahit yang tidak dipergunakan lagi, boleh dipakai. Dukungan lalu bertambah dari Enny Wulan,  Ketua TP PKK Kelurahan Sindang Sari waktu itu, yang memang berpengalaman di bidang fashion.

Awal September 2020, ide Nining  pun terwujud. Sebanyak 15 ibu menyatakan bersedia bergabung dalam gerakan itu. Lahirlah gerakan HAS Sabilulungan, “Yang artinya kurang lebih,  Harapan Antar Sesama saling tolong menolong dalam kebersamaan,” lanjut Nining waktu itu. Dukungan berlanjut kemudian datang dari Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian.

Bahkan Yane yang juga Ketua Dekranasda Kota Bogor menggas sebuah ide besar. Menjadikan kampung itu sebagai Kampung Perca. Baginya Kampung Perca bukan hanya akan menjadi solusi memberdayakan kaum perempuan. Melainkan untuk mendorongnya menjadi sebuah destinasi wisata baru Kota Bogor, yang berarti memberdayakan wilayah itu dengan potensi yang ada.

Diakuinya, SDM di pelatihan kain perca HAS Sabilulungan sudah cukup baik. Namun untuk sebuah Kampung Perca, perlu tambahan kuantitas dan kualitas SDM-nya. “Kita perlu lebih banyak SDM, lebih banyak pelatihan dan intervensi dari berbagai pihak. Ini yang kita siapkan sama-sama,” jelas Yane waktu itu.

Setelah melewati perintisan dan persiapan panjang, Jumat 17 Desember lalu, Kampung Perca diresmikan Wali Kota Bogor, Bima Arya yang didampingi Gubernur Jawa Barat. Ridwan Kamil. “Kampung Perca ini  bukan saja memberikan lapangan pekerjaan buat warga. Namun, juga sekaligus menjadi tempat wisata,” ungkap Bima, usai berkeliling bersama Ridwan Kamil.

Bima cukup bangga melihat perkembangan di kampung yang berada di perbatasan kota ini. Dinding-dinding rumah warga telah dipoles dengan sejumlah mural. Gambar berukuran besar itu menjadi daya tarik tersendiri sebagai bagian dari spot instagramable. Warga sangat antusias menyambut kampung mereka menjadi salah satu destinasi wisata yang digarap pemkot Bogor bersama pemprov Jabar. Galeri utama Kampung Perca berlokasi di atas lantai tiga bangunan yang selama ini menjadi tempat berkegiatan para ibu penjahit dari Sindangsari. Sisanya, bakal dibuat di rumah warga.

Kini Kampung Perca yang berada dalam binaan Dekranasda Kota Bogor, mampu menarik dukungan lebih luas. Antara lain dari KADIN, PHRI dan juga Bank BJB.  Kehadiran Pemerintah Provinsi Jawa Barat di acara itu pun menjadi angin segar tersendiri. “Pak Gubernur nanti akan mendukung dan mengembangkan lebih lanjut, misal akan dibuat homestay, sehingga pengunjung bisa menginap di sini sambil menikmati keseharian bersama warga yang kreatif ini. Tentunya, proses pengembangan ini akan mengalir terus.  Semuanya akan dikembangkan terus,” ungkap Bima.  Berbagai dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu tentu akan semakin memperkuat eksistensi kampung tematik baru di Kota Bogor itu.

Lurah Sindangsari, Asep Faisal Rahman mengakui, sejumlah bantuan CSR pengembangan Kampung Perca  menyasar pada peningkatan sarana dan prasarana bagi para pelaku usaha di dalamnya. Ibu-ibu yang tergabung dalam Kampung Perca itu diberdayakan secara optimal. Tujuan jangka panjangnya agar bisa menularkan kreativitas yang sama ke semua warga di sekitar Kampung Perca.

“Kita memang niatnya pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama ibu-ibu. Banyaknya CSR dan bantuan itu adalah bonusnya. Kita mau kembangkan terus untuk mengurangi pengangguran, termasuk akan kita berdayakan anak-anak muda,” terang Asep.  Ia juga bakal menekankan penguatan skill dan manajemen kepada para penjahit di Kampung Perca. Untuk bisa bersaing dengan industri-industri besar, kemampuan ibu-ibu harus terus diasah.

Diharapkan Kampung Perca Sindang Sari bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Kota Bogor. Inpirasi dalam hal memberdayakan ekonomi masyarakat dan mengembangkan wilayah dengan memanfaatkan potensi wilayah masing-masing.

**advertorial

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version