31.4 C
Bogor
Saturday, November 23, 2024

Buy now

spot_img

Kabupaten Sorong Penyangga Ketahanan Pangan Nasional

JURNAL INSPIRASI – Badan Pengembangan dan Penyuluhan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian menggelar pelatihan Teknis Bagi Petani Milenial diprovinsi Papua dan Papua Barat. Pelatihan tersebut diyakini melalui peningkatan kapasitas petani akan mampu meningkatkan kapasitas produksi komoditas pangan di wilayah  paling ujung timur Indonesia.

Untuk Provinsi Papua diwakili Kabupaten/Kota Manokwari, Kabupaten Merouke, Kabuapten Yapen, Kota/Kabupaten Jayapura, Kabupaten Biak, dan Kabupaten Nabire. Sementara Papua Barat meliputi Kabupaten Sorong, Kabupaten Pegungan Arfak, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Tambrauw, dan Kabupaten Kaimana dengan peserra lebih dari 1.200. Kegiatan  dibuka secara online oleh Menteri Pertanian.

Prof. Dedi Nursyamsi kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan SDM Pertanian (BPPSDMP) sebagai Ketua Penyelenggara kegiatan pelatihan Teknis Bagi Petani Milenial menjelaskan tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan kompetensi terkait pengetahuan, keterampilan / keahlian serta sikap petani milenial.

Khususnya untuk meningkatkan kompetensi petani milenial Papua dan Papua Barat dalam mendukung ketersediaan pangan. Dengan metode pelatihan yang mengajarkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang diperlukan oleh penyuluh dan petani langsung di lokasi usaha tani.

Dijelaskannya juga bahwa materi yang akan disampaikan dalam pelatihan teknis bagi petani melinial diantaranya meliputi On Farm, Off Farm, Teknologi Pertanian, dan Ekspor, yang disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta. Selain itu ada juga mengenai  budidaya, dan kredit usaha rakyat (KUR) agar mereka bisa mengembangkan usahanya dengan bantuan KUR.

Saat pembukaan Sahrul Yasin Limpo mengawali dengan sapaan “Kamu semua adalah anak-anak saya, sejak hari ini!” Dan dijawab peserta Sioooo di sini…semua semangat dan terharu petani melienial.

Maukah jadi anak-anak saya/anak Menteri Pertanian? Secara serentak kembali menjawab mau….

Mentan SYL juga menitipkan kepada Gubernur dan Kepala Daerah di Papua dan Papua Barat beserta jajaran untuk lebih memperhatikan Petani Milenial. Dan menegaskan pelatihan ini adalah ‘connecting’ menjadi anak negeri dan pejuang. Satu bulan kita lakukan agenda ‘mixing’, tunjukan hasilnya. Semua Jajaran harus perhatikan anak-anak milenial yang kini menjadi anak-anak Kementan untuk membangun pertanian Papua dan Papua Barat.

“Ini anak-anak saya dan tidak boleh gagal. Ini momentum untuk connecting dan selanjutnya adalah mixing dengan program pertanian lainnya. Kalian pejuang kemanusiaan, kalau mau bangun Papua olah pertaniannya, kalian bertanilah dan bangun pertaniannya di tanah Papua ini. Tugas kalian buktikan itu”, tegasnya.

Lebihlanjut SYL menekankan bahwa pelatihan jangan selesai di hari ini, tapi harus berlanjut. Banyak Produk pertanian yang cepat bisa menghasilkan 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan atau pun 2 tahun – 3 tahun. Kemudian lakukan pengecekan/ tindak lanjut setelah pelatihan. Kita boleh saja melakukan kesalahan, tapi jangan terus melakukan kesalahan, itu artinya bodoh. Demikian pungkas SYL.

Salah satu kabupaten yang mengikuti kegiatan pelatihan petani milenial secara online adalah Kabupaten Sorong. Target awal peserta petani milenial dari kabupaten ini berjumlah 60. Namun ternyata minat para milenial untuk membangun sektor pertanian relatif tinggi, sehingga banyak calon peserta yang tidak dapat terakomodir, dan panitia pelaksana hanya dapat memberi tambahan sebanyak 3 peserta sehingga total menjadi 63.

Dalam kesempatan itu, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dilokasi terbuka, sebagai perwujudan melakukan prokol kesehatan dihadiri Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sorong, Frangki Y. Wamafma S.Hut, M.Si, Kepala BBPP Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt., M.Si diwakili Kordinator Penyelenggara Pelatihan, Sekretaris Dinas Ir. Jistor Situmorang, M.Si, Anggota Dewan DPRD.

Lalu dari Komisi A Kabupaten Sorong Komisi Marthinus  Ulimpa, A.Md.Tek, wakil dari Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Ir. Nurul Farida, MM, Perwakilan dari Papua Muda Inspiratif Okto Pambors, Pejabat struktural dan Fungsional Dinas  Ketahanan Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Yolanda Febiola S.Tr, AB S. Asisten Staf khusus Presiden Billy Mambrasar, Kordinator BPP Mariat, Bpk. Iriyanto, S.P, M.MA, Widyaiswara BBPP Batu dan Praktisi.

Frangki Y. Wamafma S.Hut, M.Si, Kadis Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sorong saat memberi pelatihan kebijakan pembangunan mengatakan potensi lahan yang sangat luas dan besarnya peluang untuk meningkatkan produksi dan ekspor komoditas unggulan, strategi yang ditempuh adalah progam peningkatan produksi untuk meningkatkan ekspor melalui intensifikasi dan ekstensifikasi usahatani.

Selanjutnya ketersediaan lahan usaha yang masih luas bisa dijadikan promosi untuk ekspor ke manca negara terutama negara tetangga dan juga promosi untuk investor yang akan bermitra dengan petani. Komoditas unggulan yang mampu mendorong pertumbuhan perekonomian daerah adalah kelapa sawit dan kakao, khususnya yang diusahakan oleh perkebunan besar danhasilnya diekspor keluar daerah.

Besarnya potensi sumberdaya lahan,keanekaragaman sumber pangan spesifik lokasi, tersedianya kekayaan dan keragaman sumber pangan nabati dan hewani tetap dilestarikan sebagai komponen kemantapan ketahanan pangan. Strategi percepatan pembangunan pertanian untuk Kabupaten Sorong berpegang pada prinsip Keseimbangan pembangunan ekonomi dan pelestarian SDA, Peningkatan produksi dan pengembangan pasar, dan Pemberdayaan masyarakat, terutama penduduk asli Papua.

Lebihlanjut Frangki demikian saapan akrabnya melanjutkan melalui Pelatihan Teknis Bagi Petani Milenial, diharapkan kedepan para petani milenial harus dapat melihat bahwa potensi lahan yang begitu luas sangat disayangkan apabila tidak diusahakan seoptimal mungkin untuk peningkatan produksi, sementara permintaan pasar yang masih belum terpenuhi.

Papua Barat menyimpan potensi lahan untuk padi sawah yang sangat luas yang mana kalau ini diusahakan secara intensif bias memberikan kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional. Peningkatan produksi tentunya nanti akan disertai pengembangan pasar dan upaya meningkatkan posisi tawar petani untuk keberlanjutan usaha. Pengembangan pasar akan dilakukan dengan membangun pusat-pusat pemasaran dan pelelangan, kelembagaan informasi pasar serta sistem monitoring dan evaluasi pemasaran.

Keterbatasan jumlah dan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Sorong merupakan kendala yang memperlambat pembangunan pertanian. Untuk itu  kegiatan pelatihan petani milenial yang dilaksanakan oleh BPPSDMP melalui UPT Balai Besat Pelatihan Batu Batu diharapkan  63 peserta petani milenial menjadi pionir dan dapat membangunkan SDM yang handal di Kabupaten Sorong.

**T2S/BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles