JURNAL INSPIRASI – Plt Camat Cigombong, Kabupaten Bogor, Asep Achdiat Sudrajat langsung turun ke lokasi bekas galian C batu kapur di Kampung Panyarang, RT 03 dan 05 di RW 7 Desa Ciburayut.
Peninjauan yang dilakukan mantan kepala bidang di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor itu, menindaklanjuti adanya keluhan dari warga yang merasa cemas dengan kondisi bekas galian berubah menjadi danau.
Plt Camat Cigombong Asep Achadiat Sudrajat mengatakan, dari hasil peninjauan ke lokasi, kondisi bekas galian tersebut memang membahayakan warga terutama anak-anak. Sebab, bekas galian sudah berubah seperti danau.
BACA JUGA: Karyawan Sikat Uang Pelanggan, Dirut Tirta Pakuan Lapor Polisi
“Sengaja saya datang ke lokasi galian ini, untuk mengecek seperti apa kondisinya. Tapi sayangnya, pemilik galian tidak ada. Jadi belum ketemu” ungkapnya kepada wartawan.
Namun, Asep melihat ada potensi yang bisa dikembangkan di lokasi galian itu. Dimana, bekas galian tersebut bisa menjadi potensi usaha perikanan dan dijadikan lahan produktif.
“Dalam pemikiran saya, ini bisa dijadikan lahan produktif. Bisa juga dijadikan usaha perikanan jaring terapung dan wisata wahana air,” ujarnya.
Plt Camat Cigombong mengaku akan berkordinasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Ciburayut untuk mengelola lokasi itu melalui Badan Usaha Milik Desa (BumDes). “Bila dikelola dengan baik oleh BumDes, sudah pasti itu akan menjadi sumber pendapatan asli desa,” paparnya.
BACA JUGA: Camat Usulkan Ruang Rawat Inap di Puskesmas Cijeruk
Selain menjadi sumber pendapatan desa, lanjutnya, apabila keberadaan bekas galian itu terlaksana dikelola desa, dampak positifnya bisa berimbas kepada perekonomian warga sekitar.
“Mudah-mudahan lahan yang tadinya seperti jadi masalah, bisa diubah menjadi sebuah potensi bagi desa maupun perekonomian masyarakat,” imbuh Asep.
Sebelumnya, Anna warga Kampung Panyarang mengatakan, galian C di lokasi ini sudah puluhan tahun ada dan dimanfaatkan warga sebagai tempat untuk mengais rezeki.
“Kalau cerita dari orangtua disini, galian C itu ada sejak tahun 1982. Dan sebagai lahan tambang masyarakat,” ungkapnya kepada wartawan.
BACA JUGA: Sikapi Keluhan Pedagang, Heri Akan Pertanyakan Legalitas Toko Mario
Namun, karena batu kapur tersebut sudah habis, akhirnya para penambang pindah lokasi ke arah selatan tak jauh dari galian yang lama.
“Galian ini untuk bahan material pembuatan batako di Sukabumi,” ujar Anna yang juga mengaku pernah bekerja tambang sejak 20 tahun silam.
Anna membenarkan para penambang disini tidak pernah melakukan reklamasi di lokasi bekas galian. Akibatnya, bekas galian yang dibiarkan dipenuhi air layaknya sebuah danau.
“Kubangan air lumayan dalem. Khawatir kalau sampai anak-anak main kesini ke lokasi bekas galian ini,” tukas Anna.
**dedesuhendar/denipratama