Gus M: Kolam Retensi Belum Jadi Solusi Banjir Lintasan
JURNAL INSPIRASI – Sebanyak tiga organisasi sayap (orsap) PPP, yakni GMPI, GPK dan AMK menyalurkan bantuan terhadap warga terdampak bencana di tiga kelurahan di Kecamatan Bogor Utara, Senin (8/11).
Dalam kesempatan itu, tak kurang dari 150 paket bahan pangan disalurkan untuk warga korban terdampak bencana banjir. Yakni Kelurahan Tegalgundil, Tanahbaru dan Cibuluh.
“Jadi ini ikhtiar untuk membantu warga terdampak banjir, sekaligus mengajak generasi milineals untuk lebih peduli,” ujar Ketua Gerakan Kebaikan Tiga Orsap PPP, Ryan Herdiansyah, Senin (8/11).
BACA JUGA: Desember, Kota Bogor Miliki Alun-Alun
Ia berharap ada solusi kongkret dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengatasi banjir tahunan ini. Ryan mencontohkan, sebelum adanya kolam retensi di Cibuluh, banjir lintasan yang terjadi tidak separah ini. Sebab, sebelum dibangun kolam Retensi kawasan itu adalah sebuah rawa, yang menampung limpahan air dari hulu.
Tetapi, sambungnya, saat ini Rawa tersebut disulap menjadi kolam retensi yang diharapkan menjadi bagian solusi mengatasi banjir lintasan yg terjadi tiap tahun.
“Kolam retensi justru menjadi penyebab terhalangnya luapan air, karena kontruksi banguna kolam retesi yang lebih tinggi dibandingkan aliran sungai” ujar Ryan yang tinggal hanya 150 meter dari kolam retensi.
Terpisah, Anggota DPRD Fraksi PPP Kota Bogor Akhmad Saeful Bakhri mengatakan, bila penanganan banjir lintasan harus dilihat secara komprehensif. Khususnya, dalam pola penanganan dan pencegahan yang sudah menjadi rutinitas dan sampai saat ini belum ada solusi.
“Tak hanya itu, intensitas curah hujan yang cukup tinggi dengan kurun waktu cukup lama menjadi salah satu pemicu naiknya debit air,” ujar pria yang akrab disapa Gus M ini.
BACA JUGA: Hari Pahlawan, Pemkot Ubah Dua Nama Jalan
Gus M meminta masyarakat untuk lebih waspada terutama yang tinggal di daerah rawan bencana dan sering menjadi langganan banjir agar lebih waspada.
“Jadi ada beberapa faktor, yang harus menjadi perhatian adalah penyempitan dimensi saluran atau sungai oleh sedimentasi. Kemudian ditambah berkurangnya resapan air, akibat maraknya pembangunan kawasan pemukiman. Atas dasar itu, pemkot harus berhati-hati dalam mengeluarkan izin,” jelas pria berambut merah ini.
Ia pun menyinggung, keberadaan kolam retensi di Tanahbaru yang sampai hari ini belum menjadi bagian dari solusi dari banjir lintasan.
“Perencanaan dalam pembangunan harus terukur jangan malah keberadaan kolam retensi menjadi pemicu banjir,” katanya.
Gus M menilai perlu adanya normalisasi atau pengerukan sedimen di setiap resapan air. Pengoptimalan Danau Bogor Raya, sambungnya, menjadi solusi untuk resapan air di Bogor Utara.
**fredykristianto