JURNAL INSPIRASI – Kepala perwakilan FAO atau Badan Pangan Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengajak seluruh masyarakat Indonesia dan dunia berhenti membuang – buang makanan. Membuang – buang makanan sama dengan membuang – buang sumberdaya yang berharga yang digunakan untuk memproduksinya.
“Membuang – buang makanan menimbulkan korban di planet kita, memberikan tekanan yang tidak perlu pada sumberdaya alam, lingkungan dan iklim, “ ujarnya dalam sambutan virtual pada Hari Pangan Sedunia ke 41 tingkat nasional di Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, Jawa Barat beberapa hari lalu.
Rajendra menyampaikan produksi makanan terlalu sering, menurunkan atau menghancurkan habitat alami dan berkontribusi pada kepunahan spesies. Pada Tahun 2050 penduduk dunia dperkirakan akan mencapai 10 milyar, sehingga perlu bagi kita menyediakan makanan dan memelihara planet ini.
BACA JUGA: Pemenang Mojang Jajaka Kota Bogor 2021
“Ini bukan hanya keadaan darurat, ini penting membangun ketahanan jangka panjang dan mengubah cara kita memproduksi dan mengkonsumsi makanan, “ ucapnya.
Dikatakannya sistim pertanian pangan berkontribusi terhadap perubahan iklim yang dampaknya akan sangat dirasakan. Perubahan iklim yang terjadi diberbagai belahan dunia telah menyebabkan hasil panen dan produktivitas ternak yang lebih rendah serta perubahan komposisi kandungan gizi pada bahan makanan pokok dengan adanya penurunan protein, mineral dan vitamin. Oleh karenanya dipandang perlu melakukan tindakan kolektif dan bersama untuk mengubah sistem pertanian pangan yang ada saat ini.
“FAO bekerjasama untuk melakukan perubahan pada sistem pertanian di Indonesia. Kerjasama dilakukan dalam mengidentifikasi cara – cara meningkatkan efisiensi rantai makanan dari pertanian sampai dimeja makan untuk mengurangi biaya transportasi dan pemrosesan dan untuk mengurangi limbah makanan. Semua ini akan membantu orang memperbaiki pola makan mereka, tuturnya.
BACA JUGA: Program Samisade Desa Weninggalih Buka Akses Jalan ke Kampung Terisolasi
Rajendra menegaskan setiap orang harus mengetahui bahwa perlakuannya terhadap makanan mempengaruhi sistem pangan. Transformasi global hanya bisa terjadi jika dimulai dari individu.
“Cara kita memilih, memproduksi, mengkonsumsi dan membuang makanan anda mempengaruhi orang lain. Kita harus bertindak dan itu harus terjadi sekarang, “ tegasnya.
Dalam pidatonya Rajendra juga mengapresiasi capaian pembangunan pertanian Indonesia di masa pandemi Covid-19. Di saat kondisi pangan dan perekonomian dunia mengalami penurunan, pertanian Indonesia justru mampu menyediakan pangan sehingga PDB sektor pertanian mengalami pertumbuhan dan menjadi penyelamat perekonomian nasional.
BACA JUGA: Kementan Bangun Lumbung Pangan di 7.230 Kecamatan Seluruh Indonesia
“Kinerja sektor pertanian luar biasa. PDB sektor pertanian tumbuh positif dan mengalami kenaikan mencapai 2,59 persen,” katanya,
Atas pencapaian tersebut, Ia menegaskan komitmen FAO untuk memberikan lebih banyak dukungan dalam upaya terus menerus untuk melakukan transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan.
Menyambut hal ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi komitmen dan dukungan FAO, IFAD, WFP, dan mitra pembangunan lainnya dalam membantu Indonesia untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19, utamanya bagi petani dan masyarakat rentan. Iapun, menyampaikan rasa terima kasihnya untuk semua pihak yang berpartisipasi dan sudah memberikan kontribusi dalam memajukan sektor pertanian utamanya seluruh petani di Indonesia yang tanpa kenal lelah selalu bekerja di sawah dan memastikan sawah terus menghasilkan pangan untuk 273 juta penduduk Indonesia.
BACA JUGA: Hj. Nur’aeni: Petani Adalah Pejuang Pangan Kita
“Secara khusus dalam peringatan hari pangan sedunia ini, saya mengucapkan terima kasih banyak untuk Bapak Presiden yang terus turun kelapangan, turun ke sawah. Terima kasih juga kepada para Gubernur, Bupati, Walikota dan Para Menteri yang sudah mendukung sektor pertanian dan terus bergerak sehingga sektor pertanian terus resistance dimasa pandemi,” ucapnya.
Dalam kesempatan terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, salah satu kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Bantuan Benih, bantuan alsintan, bantuan pupuk dan lain lain tidak akan berhasil kalau tidak dikelola SDM yang kompeten. Dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM, tidak hanya penyuluh dan petani, BPPSDMP akan melatih pula para camat se Indonesia pada 28 – 29 Oktober 2021.
**Regi/PPMKP