Malang | Jurnal Inspirasi
Kementerian Pertanian Republik Indonesia mentargetkan peningkatan kesejahteraan petani melalui tiga program strategis yaitu penyediaan layanan Kredit Usaha Rakyat (KUR), program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dan pembentukan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostra Tani).
Menteri pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan ketiganya harus saling terkait demi terwujudnya kesejahteraan petani. Program KUR adalah program strategis yang diperuntukan untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu ke hilir melalui akses yang lebih mudah. Diharapkan mampu menopang dan memperkuat potensi pertanian di daerah-daerah.
Program penguat melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Geratieks). Gerakan ini dibuat sebagai ajakan pemerintah kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian agar bekerja dengan cara yang tidak biasa. Membentuk kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostra Tani). Komando ini nantinya akan memperkuat fungsi penyuluh sebagai ujung tombak pemantauan kondisi lapangan di tiap kecamatan.
Kostratani adalah sebuah gerakan pembaharuan pembangunan pertanian nasional berbasis Teknologi Informasi. Dengan satu komando, pembangunan pertanian di Indonesia akan lebih focus dan dapat termonitor dengan baik sampai tingkat kecamatan. Sistem pelaporan yang berjenjang mulai dari level kecamatan, kabupaten, provinsi hingga level nasional diharapkan mampu memberikan gambaran yang utuh mengenai kondisi pertanian di Indonesia secara factual dan komprehensif.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, terus berupaya menggenjot kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian Indonesia melalui program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang akan memperkuat peran dan fungsi BPP dan penyuluh sebagai ujung tombak pembangunan pertanian.
Kepala BPPSDMP, P4of. Dedi Nursyamsi, menyatakan dukungannya terhadap program Kostratani. “Pembangunan sarana prasarana, inovasi teknologi akan percuma kalau SDM-nya tidak bagus. Dari BPP kita tingkatkan SDM-nya,” ungkap Dedi.
Kegiatan Pelatihan Manajerial BPP Kostratani yang diinisiasi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu dilaksanan Di Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto. Kegiatan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 5 sd 7 Oktober 2021 dengan jumlah peserta/penyuluh sebanyak 21 orang, 18 peserta dari Dinas Pertanian Kabupaten dan 3 peserta dr Dinas Pertanian Kota Mojokerto.
Antusias Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto terhadap pemahaman tentang Manajerial BPP, Dinas Pertanian Kabupaten menurunkan 2 orang/BPP
yaitu Kordinator dan Admin. Sehingga jumlah peserta dari kabupaten menjadi 38. Sehingga total pelatihan Manajerial BPP peserta menjadi 39.
Manajerial BPP Kostratani dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Drs Teguh Gunarko M.Si dihadiri Tata Sukmara mewakili Kepala BBPP Batu, Widyaiswara Ir. Tri Handayani M.Agr.
Sementara gar pelatihan berlangsung secara baik dan aktif, widyaiswara BBPP Batu menggunakan pendekatan serius, santai dengan tujuan perubahan pada masing-masing individu terhadap pemahaman yang mendalam tentang 5 fungsi Konstratani.
Ucapan terima kasih Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Drs Teguh Gunarko M.Si kepada BBPP Batu terhadap terealisasinya kegiatan pelatihan Manajerial BPP di Kabupaten Mojokerto dengan harapan semoga para kordinator dan admin lebih dapat memahami peran dan fungsinya salah satu diantaranya mampu memberi laporan yang akurat melalui AWR.
Selanjutnya Kepala Dinas Pertanian mengatakan bahwa Program Konstratani adalah salah satu terobosan Kementerian Pertanian untuk mengembangkan potensi yang ada di Balai penyuluhan Pertanian di tingkat kecamatan.
Ada 5 point utama yaitu1) Pusat data dan Informasi, 2) Pusat Gerakan Pembagunan Pertanian 3) Pusat Pembelajaran 4) Pusat Konsultasi Agribisnis dan 5) Pusat Pengembangan Jejaring kemitraan. Menurut Teguh dari kelima point inti yang merupakan materi dalam kegiatan ini harus bener-benar di bahas di kegiatan ini agar Tujuan dan fungsi BPP Kostratani ini benar-benar dapat dijalankan sesuai dengan keinginan kementerian pertanian.
Bicara tentang kegiatan konstratani, Kementan menaruh harapan besar bahwa pembangunan pertanian itu harus dimulai dari tingkat kecamatan pada masing-masing BPP, oleh karena itu para peserta pelatihan harus lebih memahami bagai mana BPP yang baik itu. Baik dari fisik maupun non fisiknya.
Bicara dari segi fisik, Kabupaten Mojokerto semua sdh mempunyai kantor, jaringan Internet juga sudah tersedia termasuk para penyuluhnya sudah banyak juga memguasai IT, sementara untuk sarana lainnya pemerintah daerah akan segera mencukupinya meskipun tentunya secara bertahap.
Disampaikan juga dalam rangka pembangunan ditingkat kecamatan para penyuluh itu ujung tombaknya, kerja besar sudah kita lakukan dimana Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto sudah mampu menyelesaikan e-RDKKnya menggunakan IT, sehingga semua terkait dengan kebutuhan petani dalam menunjang kegiatannya sudah terukur. Pungkasnya .
**T2S/BBPP Batu