Nanggung l Jurnal Inspirasi
Anggota DPRD Kabupaten Bogor Permadi Dalung meminta Dinas PUPR untuk segera melakukan penanganan insfrastruktur jalan yang mengalami ambles di wilayah Kecamatan Nanggung. Jalan utama milik Kabupaten Bogor itu tepatnya di Kampung Dukuhkawung RT 05 RW 02, Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor terjadi ambles sejak Agustus lalu.
“Kalau memang kejadian amblesnya jalan itu pada bulan Agustus, kami anggap Dinas PUPR sangat lamban untuk penanganan jalan itu,” papar Permadi saat dihubungi Jurnal Bogor, Rabu (15/9).
“Kami minta UPT jalan, untuk segera melakukan perbaikan kondisi jalan yang ambles. Jangan datang hanya nongol doang tetapi harus ada tindakannya,” bebernya lagi.
Tak hanya itu, wakil rakyat dari PAN itu mempertanyakan kondisi jalan yang masih mengalami kerusakan diantaranya di wilayah Kecamatan Nanggung dan Sukajaya. “Kami akan tanyakan langsung sejauh mana untuk penanganan jalan itu. Ini menjadi agenda pembahasan serius agar Dinas PUPR harus peka dalam penangani permasalahan insfrastruktur yang sudah lama kondisi rusak.”
“Sekarang kami mau rapat dengan PUPR, dan kami pertanyakan jalan yang di Nanggung juga, itu realisasinya bagai mana? Karena, itu jalan Kabupaten yang tidak pernah disentuh oleh mereka,” ujarnya.
Dalung menegaskan, semua Infrastruktur jalan yang ada di Kecamatan Nanggung menjadi agenda pembahasan serius untuk Dinas PUPR. “Jadi harapan kami PUPR harus segera tanggap memperbaiki jalan-jalan yang ruksak yang ada di Bogor bagian barat,” katanya.
“Pokoknya yang di wilayah Bogor barat kami harap secepatnya PUPR itu bergerak. karena ini kan sudah mulai musim hujan, jalanan sudah pasti rusak sehingga bisa menyebabkan banyak pengguna jalan yang jatuh,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, salah satu pengendara, H Yaya menerangkan, amblesnya jalan itu sekitar 3 meter dan panjang 15 meter sehingga bergeser mendekati kali besar sepanjang 5 meter. Awal mula kejadian itu pada pertengahan Agustus. Salah satu penyebab amblesnya jalan itu adanya aktivitas galian tanah hingga berkurangnya resapan air, ditambah beban berat penumpukan material tanah sehingga menimbulkan beban berat dan berdampak pada kerusakan jalan.
“Setiap hujan lebat jalanan itu terus bergeser, hingga posisi mendekati tebingan yang berdekatan dengan kali besar,” pungkasnya.
**aripekon