Ciomas | Jurnal Inspirasi
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa- Bali Level 4-2 sudah dilaksanakan sejak Sabtu (3/7) lalu. Sejak diberlakukan PPKM selama satu satu bulan lebih, banyak masyarakat ekonomi menengah merasakan dampaknya. Salah satunya dirasakan oleh Abdul (38) pedagang es doger keliling di wilayah Ciomas. Ia mengeluhkan sejak dimulai PPKM Darurat hingga saat ini penjualan semakin menurun.
“Pasti beda banget sebelum dan lagi diberlangsungkannya PPKM, sekarang kerasa banget sepinya, kan orang-orang pada takut keluar rumah, jadi ya begini aja kondisinya,” ujar Abdul, Jumat (3/9).
Aktivitas warga memang sangat dibatasi pada masa PPKM yang kini mulai longgar ini sangat berdampak bagi Abdul.
“Saya baru keluar kalau sudah mendekati siang hari, biasanya dari pukul 10.30 sampai pukul 5 sore aja, habis gak habis saya harus pulang. Dari pada nanti kena razia,” ujarnya.
Akibat penjualan yang menurun Abdul merasa bingung untuk menafkahi anak dan istrinya.
“Pernah waktu itu, waktu awal banget PPKM sama waktu baru banget baru covid. Cuma dapet penjualan 20 – 30 ribu. Orang ya, apalagi covid makin meningkat gini, pasti gak banyak yang jajan diluar, pasti pada ketakutan. Ya alhamdulillah 20 ribu juga yang penting bisa makan, cuma bingung aja buat jajan dan biaya kuota anak, kan sekarang apa-apa harus online,” ujarnya.
Meski penjualannya tidak sebanding dengan jam kerjanya, akan tetapi Abdul tetap berikhitar untuk memenuhi nafkah anak dan istrinya.
“Ya meskipun sepi, kadang masuk angin nungguin pembeli, tapi harus kan ya buat keluar cari nafkah, yang penting sih ikhtiar bagi saya mah, urusan rezeki biar Allah aja yang memberi,” ujarnya.
**Adinda Octavia Lestari Lubis-mg/UIK