31 C
Bogor
Tuesday, November 26, 2024

Buy now

spot_img

BPPSDMP-BBPP Batu Tingkatkan Kesuburan Tanah di Kabupaten Ngawi

Malang | Jurnal Inspirasi

Akhir-akhir ini sering mendengar kecenderungan harga pupuk kimia meningkat dan mengalami kelangkaan, hal ini berimplikasi pada biaya produksi yang harus dikeluarkan petani semakin meningkat, sehingga menimbulkan kesulitan tersendiri bagi petani untuk memperoleh pendapat yang layak bila biaya produksi tinggi sementara terkadang harga jual produk yang dihasilkan sering fluktuatif.

Penggunaan pupuk kimia secara terus tanpa diimbangan dengan penggunaan pupuk organik akan memberikan efek yang ditimbulkan oleh sisa-sisa bahan ikutan pupuk kimia tersebut yang menyebabkan pencemaran bagi tanah. Tuntutan pasar mendorong produsen untuk mulai mengembangkan pertanian organik, disamping munculnya berbagai sertifikasi produksi yang bebas bahan kimia atau lebih trentnya produk pertanian organik.

Kabupaten Ngawi yang memiliki populasi ternak sapi sebanyak 8000 ekor. Usaha ternak yang di usahakan akan menghasilkan produk utama seperti daging, akan tetapi disamping produk utama ternak juga menghasilkan produk sampingan yang berupa limbah ternak, baik limbah padat maupun cair atau yang lebih dikenal kotoran/ feses.

Jika kita mengutakatik limbah ternak yang dihasilkan di kabupaten Ngawi maka akan dihasilkan limbah feses sebanyak 8000 x 10 kg atau setara dengan 8 ton feses. Peluang besar yang belum teroptimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan disamping tentunya obat untuk menyuburkan kembali tanah sebagai akibat penggunaan pupuk kimia.

Untuk mewujudkan peluang besar itu Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu melakukan kegiatan Pelatihan Pengolahan limbah pupuk bagi Non Aparatur dilaksanakan selama 3 hari, mulai tanggal 18 sd 20 Agustus 2021. Pelatihan diikuti 30 peserta dari 29 kelompoktani. Pada sesi pembukaan oleh Kepala BBPP Batu DR. Wasis Sarjono, S.Pt, M.S.i, dihadiri Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi Supardi, SE, M.Si, Kepala Bidang penyuluhan Hastanina Harimurti, SPt. MM, Kades Manisharjo, wijianto, Widyaiswara BBPP Batu Dwita Indrarosa, S.T. MP.

Pelatihan yang dilaksanakan di tengah pandemi dan suasana PPKM dilakukan dialam terbuka dengan tetap menetapkan protokol kesehatan.

Sejalan dengan kebijakan Kementerian Pertanian
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan salah satu hal yang harus dilakukan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian adalah melakukan pembenah tanah atau memperbaiki tanah yang rusak. Indonesia memiliki lahan yang subur.

Tetapi, untuk mendapatkan produktivitas yang diinginkan kondisi lahan harus dijaga. Karena lahan yang baik bisa menghasilkan tanaman yang baik juga,” katanya.

Dedi menambahkan tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat. Tanaman yang sehat akan menghasilkan pangan sehat. Dan pangan yang sehat akan menjadikan bangsa yang sehat, bangsa yang semangat untuk memajukan pembangunan pertanian di Tanah Air. Oleh karena itu, bangsa yang maju harus dimulai dari tanah yang sehat. katanya.

Sementara itu dalam arahannya dan sekaligus membuka pelatihan Kepala BBPP Batu DR. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si mengatakan pelatihan teknis ini menggunakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), anggaran yang sangat khusus dari Kementerian Keuangan, anggaran yang hanya boleh digunakan jika setelah pelatihan berdampak nyata terhadap peningkatan pendapatan atau usaha peserta.

Diharapkan setelah selesai melaksanakan pelatihan dapat meningkatkan kualitas pembuatan pupuk organik, sehingga nanti begitu praktekkan diberikan kepada tanaman, tanaman bisa meningkatkan kualitas tanah, tanaman lebih subur buahnya lebih baik berarti ujung-ujungnya pendapatan para peserta akan meningkat.

Diera keterbukaan, masyarakat sudah bisa mengakses informasi dari mana saja, tentu kita sebagai pelayan masyarakat tidak bisa menyembunyikan, seperti kita tahu setiap tahun ada pengurangan subsidi tetapi disatu sisi setiap tahun pemerintah semakin teliti, ternyata jumlah subsidi yang selama ini digelontor dalam jumlah banyak larinya salah karena diberikan kepada komoditas yang harusnya tidak disubsidi.

Melalui simluhtan, e-RDKK betul-betul diteliti harapannya kedepan siapa yang berhak menerima pupuk itulah yang sehatusnya menerima pupuk. Hal lain, Badan SDM Pertanian kemarin sudah melakukan pelatihan sejuta penyuluh dan petani yang berjalan.lancar dibuka Presiden materinya pemupuk yang berimbang.

Artinya kalau para peserta mengusulkan pupuk maka harus berdasarkan kebutuhan tanaman yang dihitung tapi simultan dengan itu harus bisa memasukan pupuk organik didalamnya. Kita sadar semakin banyak diberi pupuk kimia maka tanah akan semakin keras dan semakin miskin tanah itu. Nah dengan pemberian pupuk organik akan dapat memperbaiki kondisi tanah.

Jika kita menggunakan pupuk organik maka biaya produksi akan terus mengalami penurunan, dan selisih dari penurunan tadi menjadi keuntungan yang dapat diperoleh.

**T2S/BBPP Batu

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -
- Advertisement -

Latest Articles