Pandeglang | Jurnal Inspirasi
Teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dilakukan petugas pengamat organisme tumbuhan (POPT), di Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten sukses mengantarkan petani padi panen besar.
Selama Juli 2021, lahan padi seluas 210 hektar di wilayah ini berhasil dipanen dengan hasil sangat memuaskan 7 – 8 ton/ha. Sementara luas panen keseluruhan pada musim tanam April – September diperkirakan 775 ha dengan puncak musim panen pada September.
Hilman Jayadiningrat, POPT Kecamatan Mandalawangi menuturkan untuk mengamankan potensi hasil dari gangguan hama dan dampak fenonena iklim seperti banjir dimusim penghujan dan kekeringan di musim kemarau Ia menerapkan berbagai kiat di lapangan.
“Kiat POPT dilapangan harus pengamatan untuk mengetahui populasi dan intensitas serangan hama. Itu memang tugas utama POPT. Selain itu petani juga diedukasi supaya mempunyai kemampuan mengelola, terutama padi “ ujar Hilman, Rabu (4/8/2021).
Edukasi ke petani dilakukan dengan mengajak petani bertani tidak hanya untuk makan tetapi berusaha tani dengan melaksanakan budidaya tanaman sehat agar lebih hemat dan memberikan keuntungan maksimal.
Budidaya tanaman sehat menurut Hilman dimulai dari persiapan lahan sawah dengan menggunakan bahan organik sebagai pupuk dasar agar sawah bisa kembali subur. Dalam pemilihan benih menggunakan garam agar mendapat benih yang bernas. Pada saat persemaian diupayakan pengumpulan kelompok telur penggerek batang padi tidak menggunakan bahan kimia melainkan dengan mekanik.
Saat tanaman dipindah ke lahan sawah harus dalam keadaan sehat tidak dipotong dan tidak mengandung penyakit, tidak luka pada bagian akar sehingga tanaman mudah tumbuh.
“ Dengan kondisi tersebut tanaman menjadi lebih sehat seperti bayi saja pada manusia jika bayi sehat jarang sekali terkena penyakit,” ujarnya.
Budidaya tanaman sehat akan berimbas pada beras yang dihasilkan. Rasanya akan lebih pulen dan tidak gampang basi serta aman dikonsumsi karena minim kandungan kimia dan bernilai jual tinggi.
Menurut Hilman, kecamatan Mandalawangi tempatnya bertugas memiliki keunikan yakni tiap hari tanam, tiap hari panen, sehingga POPT harus tetap siaga 24 jam.
“Maksudnya, setiap hari ada aja yang tanam padi karena air selalu tersedia, dan ujung – ujungnya panen pun tiap hari juga,” ucapnya.
Keunikan itu berdampak terhadap hama penyakit/Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Karena tidak ada pemutusan rantai makanan maka tanaman rentan terserang hama penyakit. Penggunaan bahan kimia secara terus menerus pada tanaman akan membuat hama menjadi resisten sehingga dapat menimbulkan ledakan hama.
“Kita berupaya agar ekosistem tetap seimbang sehingga walaupun ada hama tidak merugikan petani. Penggunaan refujia serta pelestarian musuh alami agar pertanaman tetap aman. Namun pengendalian hama harus dilakukan jika terdapat peningkatan jumlah populasi hama terutama WBC,” tuturnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa sektor pertanian adalah sektor penting, terutama dalam meningkatkan ekonomi nasional. Untuk itu petani harus melakukan cara-cara bertani yang modern, membuat inovasi sebagai upaya bersama pemerintah dalam meningkatkan produksi dan membuka lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.
“Kita tidak lagi menggunakan pendekatan bantuan-bantuan. Tapi kita mau melatih petani yang berpikir, menggunakan intelektualnya. Kerja dan berpikir keras untuk kemajuan pertanian Indonesia, “ katanya.
Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menyebut bahwa Target Kementerian Pertanian yaitu peningkatan produktivitas dan hal ini dapat diraih jika ada yang menggerakkan.
“Tokoh penggerak utama pembangunan pertanian adalah penyuluh, petani dan petugas lapangan lainnya seperti POPT atau petugas alsintan. Pengamatan secara rutin dan pengendalian sejak dini dapat menekan angka OPT sehingga target dapat tercapai secara optimal. Secara berkala petani bersama petugas lapangan dan POPT melaksanakan gerakan pengamatan guna tercapainya target produksi yang optimal,” ujarnya.
** Regi/PPMKP