Leuwisadeng l Jurnal Inspirasi
Sejak satu pekan terakhir wilayah Kampung Cisaranten di lingkungan RW 04 dan RW 09 di Dusun 02 serta Dusun 03, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor dilanda pegerakan tanah. Bencana alam ini terjadi di area pesawahan dan perkebuanan. Komandan Koramil 2116 Leuwiliang Kapten Infanteri Koswara mengimbau warga Desa Wangunjaya untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
Ia menjelaskan pihaknya terus mengikuti perkembangan situasi lokasi pergerakan tanah dengan melibatkan para anggotanya yang dibantu oleh komunitas radio antar penduduk (RAPI) satgas desa, serta tokoh masyarakat.
Utamanya menguji alat komunikasi seperti radio HT agar bisa tersambung dari titik pantau ke posko utama Koramil.
“Kami menempatkan pos-pos penyekatan aktivitas warga, dengan dipasangnya tulisan larangan di jalan – jalan agar warga tidak datang ke lokasi,” kata Kapten Infanteri Koswara kepada Jurnal Bogor, Senin (28/6).
Meski ditemukan adanya warga secara sembunyi -sembunyi melangsungkan akktivitas memanen di lokasi bencana alam pergerakan tanah, namun karena lokasi pergerakan tanah dianggap berbahaya, pihaknya mengharuskan warga petani untuk segera pulang meninggalkan lokasi tersebut.
Ia menerangkan, saat ini kondisi lumpur dan bongkahan tanah yang disebabkan pergerakan tanah berdampak pada penutupan bendungan kali Cisaranten.
“Akibanya lumpur yang terseret arus air yang terus aktif bergerak hingga menutup lokasi pesawahan warga,” jelasnya.
Koswara menerangkan, diperkirakan bencana alam pergerakan tanah akan berdampak pada Kampung Cisaranten yang dihuni sebanyak 70 kepala keluarga. Termasuk dampaknya akan masuk ke wilayah Cisaranten 2 dan wilayah Desa tetangga, yakni Desa Sadengkolot
Kendati demikian upaya antisipasi terus dilakukan, bahkan tempat evakuasi warga kini telah disiapkan diantaranya 2 Masjid Cisaranten 3, gedung SDN Cisarenten 3, aula Kantor Desa Wangunjaya dan Mushola Huntara Wangunjaya.
“Kita siagakan satgas bencana dan mengaktifkan Siskamling sekaligus membuat grup pemantau bencana,” ungkapnya.
Sebelumnya Kepala Desa Wangunjaya Hanafi menyebutkan, sekitar 10 hektare lahan pesawahan dan perkebunan di wilayahnya porakporanda akibat bencana alam pergerakan tanah.”
“Sudah satu pekan ini pergerakan tanah masih aktif dan berakibat pada penyempitan kali Cisaranten,” ujarnya.
Kejadian ini sudah dikomunikasikan dengan Musipika maupun pihak BPBD Kabupaten Bogor.
“Kami menganggap wilayah Wangunjaya dalam kondisi bahaya, karena musibah ini secara berturut mulai dari 2019 terjadi tanah longsor di kampung Suluduk kemudian longsor kembali di kampung Pasirwangun, Kampung Curug dan Kampung Cepaknangka.”
“Hingga musibah pergerakan tanah merambah pada Juni 2021 tepatnya di Kampung Cisaranten,” tandasnya.
** Arip Ekon