Pamijahan | Jurnal Inspirasi
Rencana drilling atau pengeboran oleh perusahaan Star Energi Gheothermal Salak, Ltd. (SEGS) menuai polemik di kalangan masyarakat yang ada di ring satu yaitu Desa Purwabakti, Cibunian, Ciasmara, dan Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Meski pihak perusahaan sudah sosialisasi, beberapa ormas dan tokoh pemuda di kecamatan Pamijahan menolak rencana drilling yang akan berlangsung di tahun 2021 ini.
Rencana ekplorasi dan eksploitasi terhadap 1 titik panas bumi di kaki Gunung Salak membuat masyarakat khawatir dengan dampak negatif yang akan terjadi seperti pengrusakan ekosistem.
Sementara itu menurut Koordinator Advokasi Forum Pemuda Peduli Lingkungan (FP2LH) Raka Abdillah angkat bicara mengenai rencana drilling tersebut.
“Ketika proyek pengeboran ini mulai dikerjakan dampak negatif yang mungkin terjadi yaitu pembukaan lahan yang mengakibatkan pengrusakan ekosistem, terjadinya gempa bumi kecil, terjadinya amblesan tanah, longsor dan pencemaran air,” bebernya.
Pihak FP2LH meminta kajian ilmiah atas pernyataan yang dilontarkan oleh Iwan Azof selaku Manager Komunikasi PT.SEGS,Ltd.
“Kami memastikan kegiatan drilling tidak akan mempengaruhi kapasitas sumur air milik masyarakat ataupun menjadi penyebab gempa bumi karena lebar diameter selubung produksi sumur panas bumi hanya sekitar 17 – 27 cm. Dengan kedalaman 1,5 hingga 3 KM dari permukaan,” tegasnya.
Namun lanjut Raka Abdillah bersama tim FP2LH yang sedang melakukan advokasi tetap aka ada dampak yang ditimbulkan.
pihak perusahaan sendiri belum bisa dikonfirmasi terkait polemik tersebut.
** Cepi Kurniawan