Bogor | Jurnal Inspirasi
Seperti yang kita ketahui, Nabi Muhammad SAW memiliki istri yang cantik dan shalihah, salah satunya adalah Siti Khadijah. Mungkin kita sering mendengar kisah-kisah romantis antara beliau dengan Nabi Muhammad.
Kisah bagaimana beliau menemani Rasulullah dalam setiap perjuangannya, istri yang sangat dicintai oleh Nabi Muhammad. Para muslimah sepatutnya meneladani apa yang ada pada diri Siti Khadijah.
Meneladani sifat-sifat beliau bagaimana menjadi istri yang setia menemani Rasulullah disaat-saat terberat bagi Rasulullah. Inilah beberapa sifat dari istri rasulullah, Siti Khadijah yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
- Cerdas
Khadijah dikenal sebagai wanita yang cerdas, dengan kecerdasan yang beliau punya, beliau dapat menggelola bisnisnya sendiri. Strategi bisnis yang Khadijah lakukan sangat terkenal di kalangan sahabatnya.
- Istri yang setia
Bagaiman seorang istri pada umumnya, harus menemani seorang suami pada saat-saat tersulitnya, maupun ketika suami menuju kepada kebaikan istri harus setia berada dibelakangnya.
Khadijah merupakan istri yang sangat disayang oleh Rasulullah Saw. Ketika Rasulullah berada pada masa tersulit bagi dirinya, Khadijah selalu berada disampingnya menemani dirinya, memluk dirinya, bpercaya dengan dirinya, dan berjalan disampingnya.
Ketika Khadijah meninggal dunia pun Rasulullah merasa sangat sedih, karena cintanya terlalu dalam terhadap Khadijah.
- Mandiri
Siti Khadijah mendirikan bisnisnya sendiri dengan berdagang, hal tersebut yang embuat Khadijah dipandang sebagai sosok wanita yang mandiri. Orang-orang disekitarnya pun sangat segan terhadap dirinya.
- Shalihah
Siti Khadijah adalah perempuan yang pertama kali memeluk Islam. Beliau juga menguatkan Rasalullah dalam setiap perjalanan dakwahnya. Rasulullah sangat mencitai beliau karena sfat shalihah yang ada pada dirinya.
- Lebih dulu melamar
Dari setiap tradisi yang kita ketahu biasanya lelaki yang lebih dulu melamar, mendatangi wanitanya. Namuh hal ini berbeda dengan kisah cinta Nabi Muhammad dan Khadijah, yang pertama kali datang untuk melamar adalah Khadijah.
Kita dapat mengambil teladan dari Siti Khadijah bahwasannya seorang wanita tidak perlu takut untuk mengtutarakan perasaannya untuk menikah dengan lelaki yang diinginkan.
Menikah adalah sebuah kewajiban dan hal yang disenangi Allah, sehingga tidak perlu malu untuk hal tersebut. Jika ditolak maka Allah telah menyiapkah hal lainnya yang lebih baik.
** Salsabila Thifal [MG/UIK-Jb]