Malang | Jurnal Inspirasi
“Gendai dewa, mireniaru jidai no yakuwari wa henka no ejento to naru koto ga kitai sareteiru, shinsenna aidea de, souzouteki de, kakushintekina kangae wa henka to hatten wo tooshite yori yoi mono he no henkaku wo suishin suru koto ga dekiru to shinjiteimasu (Di zaman now, peran generasi milenial sangat diharapkan, untuk menjadi agen perubahan. Mengingat ide idenya yang selalu segar, pemikirannya yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi kearah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan),” demikian ungkap sense Reni disela waktu memberikan materi pada peserta pelatihan Magang Jepang, Kamis (27/5).
Tentu tiga kata kunci Maju, Mandiri dan Modern dijadikan pedoman seluruh jajaran Kementerian Pertanian dalam bekerja untuk menggapai kesuksesan. Maju bermakna bahwa dalam melaksanakan pekerjaan, semua jajaran Kementerian Pertanian harus berupaya keras untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian. Semua harus berpikir dan berupaya keras untuk maju. Maju dalam segala aspek. semua harus berusaha untuk maju. Tidak boleh stop atau malah mundur.
Mandiri diartikan sebagai upaya dan tekad yang kuat untuk memaksimalkan potensi sumberdaya pertanian sehingga ketergantungan kepada pihak luar secara bertahap dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dalam konteks penyediaan pangan, mandiri dimaknai sebagai tercapainya kondisi swasembada. Impor bahan pangan, hanya boleh dilakukan dalam keadaan terpaksa setelah semua upaya dilaksanakan. Karena itu semua komponen bangsa harus berpartisipasi secara penuh dalam membangun sektor pertanian.
Modern harus menjadi pendorong loncatan pertumbuhan sektor pertanian. Tanpa penerapan teknologi modern, sektor pertanian tidak akan maju dan tumbuh. Komitmen Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) dalam penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian salah satunya melalui Pelatihan Magang Jepang. Petani Milenial yang disiapkan untuk dapat bersaing secara global.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi, mengatakan Indonesia memang punya kompetensi dalam mengelola tenaga magang ke negara-negara yang sudah maju pertaniannya diantaranya Jepang,
“Pasti nanti output-nya juga akan meningkat pesat, sehingga juga ada yang istimewa. Sekarang target Pak Menteri itu 1000 orang berangkat ke Jepang. Itu istimewa. Sebab kalau tahun-tahun lalu itu paling sekitar 200-an, tetapi tahun ini harus 1000,” ujarnya.
Menurut Dedi, Jepang memiliki etos kerja yang baik dan memliki budaya kerja keras. Para petani Jepang bekerja ke lapangan sebelum matahari terbit, dan pulang ke rumah setelah matahari terbenam. Artinya, jam kerja mereka lebih dari 12 jam. Sekembalinya dari Jepang, petani milenial ini diharapkan bisa menjadi pengusaha petani milenial di wilayahnya masing-masing. Demikian pungkas Dedi.
Pelatihan Magang Jepang yang sudah yang dialokasikan selama 75 hari tersebut berfokus pada penguasaan bahasa, pengenalan budaya, tidak berhenti sampai disitu peserta pelatihan Magang Jepang diboyong ke P4S Karekso Pasuruan untuk dimatangkan kemampuan teknis pertanian.
Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Dr. Wasis Sarjono, S.Pt, M.Si dalam penyerahan peserta Pelatihan Magang Jepang untuk mematangkan kemampuan teknisnya di P4S Karekso Pasuruan mengatakan dunia pertanian merupakan salah satu mata pencaharian yang digeluti sebagian masyarakat Indonesia.
Saat ini petani milenial mempunyai peran yang sangat penting. Petani milenial sendiri adalah petani yang berusia antara 19 sampai 39 tahun, gerakan yang dibentuk Kementan diyakini dapat mensejahterakan kehidupan berbangsa.Generasi yang ditandai dengan adanya peningkatan penggunaan serta keakraban dengan komunikasi, media, juga teknologi digital. Selain itu
petani milenial memiliki jiwa yang adaptif dalam pemahaman teknologi digital, sehingga tak terlalu kaku dalam melakukan identifikasi dan verifikasi teknologi.
Lebih lanjut Wasis menyampaikan keberadaan bunga-bunga penerus pembangunan pertanian selama 14 hari di P4S Karekso dapat lebih mekar memberi harum bangsa Indonesia.
** T2S/BBPP Batu