Citeureup | Jurnal Inspirasi
Muhammad Fahmi Fajri minim pantauan dari pemerintah setempat. Dia mengalami gizi buruk, dan tak hanya itu, anak berusia 12 tahun ini juga menderita kanker hati. Hal ini disampaikan oleh Eko Priyono, orangtua Fajri.
Ditemui di kediamannya di RT.04/04, Desa Sanja, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Eko Priyono menuturkan, gejala tersebut dialami oleh anaknya sejak bulan November tahun 2020 lalu. “Awalnya saya bingung karena si anak ini banyak makan tapi gak seperti anak-anak lain yang mana Fajri malah tambah kering dan perutnya membuncit,” tuturnya, Minggu (23/05/2021).
Menurut Eko, penyakit anaknya ini semakin hari semakin bertambah parah. Pasalnya di Rumah Sakit Gatot Subroto, dirinya mendapati kondisi Fajri tak seperti anak-anak lain yang mana diketahui anak-anak lain setelah 2-3 kali melakukan pengobatan sudah terlihat kesembuhannya.
“Fajri ini beda sebab kita setiap dua minggu sekali mulai dari awal tahun 2021 selalu melakukan berobat jalan, tapi belum ada perubahan yang signifikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, menurut Eko, sejak awal anaknya mengidap penyakit ini tetangga-tetangganya sudah mengetahui hal tersebut, namun amat disayangkan tidak ditindaklanjuti Pemerintah Desa setempat.
“Mereka (Pemdes) mengunjungi anak saya baru hari ini, setelah ramai informasi tentang penyakit anak saya yang dishare oleh guru sekolahnya,” lanjutnya.
Padahal, terus Eko, saat bulan puasa lalu, ia sudah memberitahu kepada RT tempatnya tinggal. “Pada saat itu, memang RT sudah menghubungi bidan desa dan datang pula, tapi hanya pada saat itu saja,” paparnya.
Sementara itu Kepala Desa Sanja Edi Yusuf mengatakan terkait pengobatan Fajri ini sudah dicover oleh BPJS. “Udah terdaftar BPJS ketenagakerjaan dari orangtuanya,” jawabnya singkat.
Padahal dalam penanganan gizi buruk, diperlukannya Pemdes sebagai pendamping masyarakat. Namun Kades mengatakan untuk upaya penyembuhan Fajri, sedang dilakukan berobat jalan. “Lagi menjalankan berobat jalan dan kami lagi berusaha membantu hal yang lainya,” pungkasnya.
** Nay Nur’ain