Kemang | Jurnal Inspirasi
Warga Kampung Bojong RT 04, RW 01 Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, memanen kangkung untuk dijual ke pasar tradisional yang ada di Bogor maupun luar Bogor, Minggu (2/5/2021). Di lahan seluas sekitar 10 hektar itu, sejumlah warga Bojong terlihat sedang memanen kangkung yang ditanam petani disana.
Warga yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak mencabut kakung yang selanjutnya digabungkan menjadi satu ikatan yang terdiri dari 30 kangkung satu ikatannya itu. Menurut salah seorang warga yang sedang memanen kangkung, Indeng (56), sebagian warga disini bertani kangkung dan bayam.
Sambungnya, selain ada yang bertani, ada juga yang sebagai kuli tani. “Jadi selain petani ada juga warga yang bekerja sebagai kuli tani, seperti saat ini ibu ibu dan bapak bapak di sini memanen kangkung yang dimulai sejak pukul 6 pagi sampai jam 2 siang,” kata Indeng.
Indeng menambahkan, biasanya para kuli tani ini saat memanen itu satu orang sejak pagi sampai siang bisa mencapai 1500 ikat kangkung. “Grup saya ini ada 5 orang itu bisa mencapai per orangnya 2000 maksimal dan itu dihargai Rp 25 ribu perikatnya,” kata Indeng.
Cucum, petani kangkung mengatakan untuk hasil tani ini itu dijual ke pasar tradisional, baik yang ada di Bogor ataupun luar Bogor. “Seperti Pasar Anyar, Parung, Pasar TU, Depok, Jakarta bahkan Bandung dan itu pembelinya ada yang datang dan juga dikirim pakai mobil pick-up,” kata Cucum.
Untuk harga jual ke pedagang biasanya tergantung cuaca atau kualitas kangkung dan bayam itu sendiri. Untuk harga kangkung itu harga normalnya dijual ke pedagang Rp 500, sementara jika harga lagi bagus itu bisa Rp 1000 per ikatnya.
Cucum mengatakan, untuk di lahan yang bosnya tanam itu sekali panen bisa mencapai Rp 5 juta hingga Rp juta. “Panennya 25 kali sehari paling cepat paling lama itu 30 hari,” katanya.
Ia juga mengatakan tanaman sayur kangkung itu untuk menananya cukup mudah hanya tinggal ditebar bijinya tanaman kangkung itu akan langsung tumbuh. “Itu namannya pakai biji kangkung demikian bayam juga sama dan itu perawatan tidak susah hanya disiram saja atau hanya nunggu air hujan,” pungkasnya.
Diketahui warga disana bertani kangkung itu sejak tahun 1975. Dahulu lahan yang digunakan untuk bercocok tanam kangkung dan bayam itu adalah area pesawahan, namun sering waktu lahan tersebut berubah menjadi area pertanian kangkung dan bayam.
Disana juga saat ini warga tidak hanya bertani kangkung dan banyam, namun ada juga jagung, singkong dan terong.
** Cepi Kurniawan